Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Sabtu, 21 Mei 2011

Aneh Tapi Nyata, Ada Ayam Jantan Bertelur

Aneh Tapi Nyata Ada Ayam Jantan Bertelur

Ada satu kejadian aneh tapi nyata di Kabupaten Kerinci, Jambi. Seekor ayam jantan milik warga setempat hingga kini tidak berhenti bertelur. Arpendi, 28, pemilik ayam, mengatakan, ayam jantan yang dipeliharanya saat ini terus bertelur setiap hari.

"Saya juga merasa aneh, kok ayam jantan saya yang satu itu justru bertelur seperti ayam betina, bahkan anehnya lagi belakangan ini ayam jago itu tidak pernah berhenti bertelur setiap hari," kata Arpendi, warga Desa Belui Tinggi, Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci, Sabtu (14/5).

Ia mengatakan, telur-telur yang dikeluarkan ayam jantan tersebut sedikit berbeda dari telur ayam lainnya, yakni berukuran lebih kecil dibanding telur ayam kampung pada umumnya. Saat ini telurnya sudah berjumlah tujuh butir. Karena keanehan itu, Arpendi mengaku saat ini terus memantau perilaku ayam jagonya. Tapi sejauh ini, tidak ada gelagat aneh dari ayam tersebut.

Ayam itu seperti ayam jantan pada umumnya, tetap mengawini ayam betina, padahal pemilik mengaku tidak pernah memberikan pakan khusus ke ayam jantan tersebut. "Makannya sama seperti ayam-ayam yang lain," ujarnya. Selain memiliki ayam jantan yang bertelur tersebut, Arpendi juga memiliki seekor ayam betina yang memiliki telur aneh, yakni telurnya seperti terpahatkan motif bilah-bilah sinar matahari di cangkangnya.

"Saya juga punya ayam betina yang memiliki telur aneh, lima butir telurnya seperti terpahatkan motif berbeda di cangkangnya, seperti motif pancaran sinar matahari," ujarnya.

Anehnya lagi semua telur ayam betina itu keluar dalam bentuk berbeda yaitu seperti memakai balon kondom yang dalam istilah setempat disebut "telur berbaju".

"Telur-telur bermotif pahatan di cangkangnya itu keluar seperti pakai baju. Di luar cangkangnya didapati ada selapis membran kulit telur seperti balon yang bisa dilepaskan saat ular berganti kulit," ujarnya. Saat dipecah, dua butir telur bermotif pahatan tersebut di dalamnya terdapat dua buah kuning telur, berbeda dengan telur ayam lainnya.

Arpendi mengakyu mendapati telur dan ayam aneh itu sewaktu hendak memberikan makan ayamnya beberapa hari lalu. Saat itu ia iseng bergumam seakan berharap ayam-ayamnya mengeluarkan telur emas, dengan seloroh agar bisa mengangkat derajatnya yang sudah sekian lama jadi peternak.

Mereka Ingin Belajar Aksara Incoung


Aksara Incoung

Para pelaku seni budaya Jambi mengaku sangat berhasrat belajar penulisan dan pembacaan aksara Incoung yang merupakan khazanah budaya Jambi warisan peradaban Proto-Melayu di Kabupaten Kerinci.

"Karena sudah diakui sebagai salah satu khazanah budaya dan segera diusulkan untuk dipatenkan oleh Kemenbudpar, para seniman Jambi tentu saja ingin sekali diajarkan cara membaca dan menulis aksara yang menjadi bukti telah tingginya peradaban Jambi di masa silam, khususnya di Suku Kerinci," ungkap Kepala Taman Budaya Jambi Jafar Rasuh, di Jambi, Kamis (19/5/2011).

Dia mengatakan, Dewan Kesenian Jambi (DKJ) dalam program kerjanya untuk periode 2011-2015 telah merekomendasikan agar aksara Incoung Kerinci dapat dipopulerkan pada masa mendatang dengan sebutan "Incoung Jambi" sebagai salah satu strategi guna lebih memasyarakatkan dan menjadikan Incoung sebagai khazanah budaya Jambi secara menyeluruh, tidak lagi sebatas Kerinci.

Oleh karena itulah, Taman Budaya Jambi menyambut baik program yang diwacanakan dan direncanakan, termasuk workshop atau pelatihan transfer ilmu tentang teknik membaca dan menulis aksara tersebut, bahkan juga belajar tentang filosofi, sejarah, dan penyebarannya di Sumatera hingga di Nusantara.

"Saat ini di masyarakat Kerinci sendiri, aksara Incoung sama sekali tidak populer, bahkan nyaris punah. Ini karena hingga kini tokoh masyarakat yang masih bisa membaca aksara itu kian langka, bahkan nyaris tidak ada. Oleh karena itu, perlu upaya revitalisasi sporadis sesegera mungkin dengan strategi menggalakkan pelatihan terhadap generasi muda," ungkapnya.

Keperluan tahap transfer pengetahuan dan kemampuan secara massal sporadis tersebut perlu terlebih dahulu dipersiapkan oleh para calon instruktur dan para seniman pelaku budaya itu, yaitu mereka yang memiliki ketertarikan atau minat besar untuk belajar aksara tersebut.

Tenaga merekalah yang nantinya akan dipergunakan untuk mengajarkan aksara tersebut ke generasi muda di sekolah-sekolah, sanggar-sanggar, dan balai-balai pemuda di desa-desa.

Menurut Jafar, para tokoh Kerinci yang masih bisa baca tulis aksara Incoung itu hanya tersisa empat hingga enam orang. Mereka inilah yang diharapkan terlebih dahulu menularkan ilmunya kepada para calon instruktur atau pengajar aksara itu kepada masyarakat luas.

"Para seniman memiliki minat besar. Selain itu, mereka juga relatif memiliki kepedulian budaya yang lebih baik dibanding orang-orang dengan profesi lainnya. Mereka juga relatif lebih memiliki banyak waktu luang untuk selanjutnya berhubungan dengan masyarakat luas dibandingkan orang-orang dengan profesi lain, seperti PNS atau karyawan swasta," kata Jafar.

Di sisi lain, kemampuan menguasai dan mempergunakan aksara itu di kalangan seniman lebih dari sekadar kemampuan fisikal. Mereka akan menyerap segala unsur estetika dan kultural yang terkandung di dalamnya sehingga berikutnya mengendap dan menjadi sumber inspirasi mereka dalam berkarya.

"Semisal bagi perupa, tentu akan menerjemahkan aplikasi aksara tersebut dalam bentuk lukisan, patung, atau instalasi. Bagi sastrawan, mereka tentu akan menerjemahkan filosofi aksara itu ke dalam puisi atau prosa. Begitu pula bagi penari, mereka tentu akan tergerak hatinya menciptakan gerak dari menerjemahkan bentuk aksara tersebut. Begitu juga dalam genre lain, musik, teater, film, dan fotografi, mereka tentu punya visi dan cara tersendiri mengekspresikan pemahamannya itu," tutur Jafar.

Dia mengatakan, DKJ bahkan menargetkan bahwa pada 2015 nanti setidaknya akan ada 10 persen generasi muda Kerinci yang bisa baca tulis aksara Incoung.

Menurut Jafar, tidak memasyarakatnya aksara Incoung selama ini lebih dikarenakan tidak adanya upaya sadar dari para tokoh untuk mewariskan kemampuannya tersebut kepada generasi muda.

Selain itu, generasi muda Kerinci juga cenderung tidak berminat belajar kebudayaan karena pola pikir modernisasi tentang hidup yang praktis dan konsumtif mulai menjangkiti kebudayaan masyarakat sehingga mereka jadi tidak acuh dan tidak peduli.

"Selain itu, kultur masyarakat Kerinci yang tertutup membuat para tokoh jadi lebih memilih untuk merahasiakan ilmunya. Mereka mungkin beranggapan jika banyak yang bisa membaca aksara itu, maka lahan pekerjaan dan kesan mereka sebagai tokoh yang disegani akan luntur atau berkurang di mata masyarakatnya," kata Jafar.

Pemahaman tersebut tentu saja sangat berdampak negatif dan tidak sehat bagi keberlangsungan proses kebudayaan di tengah masyarakat pemiliknya.

"Buktinya, masyarakat China dengan huruf kanjinya dan masyarakat Arab dengan aksara Arab dapat terus tumbuh berkembang hingga saat ini berkat proses transfer ilmu yang terus terjadi terhadap aksara itu, dari generasi ke generasi, sehingga dia muncul sebagai identitas. Segenap masyarakat pun merasa wajib memakainya. Itu mestinya ditiru dalam proses pengembangan keberadaan aksara Incoung," katanya.


kompas.com

Sabtu, 23 April 2011

Bukit Tengah Resmi Jadi Ibukota Kerinci

Murasman, Bupati Kerinci

Sempat menjadi polemic berkepanjangan, akhirnya kawasan Bukit Tengah di Kecamatan Siulak, resmi menjadi lokasi ibukota Kabupaten Kerinci yang baru. Ini ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) tentang penetapan ibukota Kabupaten Kerinci di Bukit Tengah.

Hal ini disampaikan Bupati Kerinci, Murasman, saat dikonfirmasi koran ini di ruang kerjanya kemarin (20/04). “PP mengenai penetapan ibukota Kabupaten Kerinci di Bukit Tengah telah keluar kemarin (19/04),” ungkap Murasman.

Namun Murasman mengatakan, pihaknya belum menerima salinan tertulis PP mengenai penetapan ibukota Kabupaten Kerinci tersebut. “Kita baru dapat informasi secara lisan dari Pusat, bahwa PP-nya sudah diterbitkan,” terangnya.

Meskipun pihaknya belum menerima salinan PP mengenai penetapan ibukota Kabupaten Kerinci tersebut, namun Murasman mengatakan pengerjaan komplek perkantoran sudah bisa dilakukan. Hal ini, menurut Murasman, di dasari pada hasil studi banding pihaknya ke Kota Malang Provinsi Jawa Timur.

“Disana (Malang, red), setelah 10 tahun kotanya terbentuk, baru PP-nya keluar. Jadi tidak masalah, anggaran yang ada sudah bisa kita kerjakan,” jelas Murasman.

Ditanyakan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk membangun kawasan Bukit Tengah, Murasman mengatakan anggaran yang dibutuhkan berjumlah Rp 250 milia. Disebutkannya, jumlah tersebut sesuai dengan perhitungan pihak ITB untuk pembangunan 6 unit kantor, yaitu kantor Bupati, DPRD, DPPKA, BAPPEDA, PU, dan Dinas Pendidikan.
“Itu hanya untuk 6 kantor, rencana kita di Bukit Tengah merupakan komplek perkantoran Kabupaten Kerinci, berati lebih dari 250 M,”sebutnya lagi.

Mengenai rencana peletakan batu pertama pembangunan komplek perkantoran tersebut, Murasman mengatakan pihaknya telah menjadwalkan peletakan batu pertama akan dilakukan pada 6 Mei 2011 mendatang. Dikatakannya, peletakan batu pertama akan langsung dilakukan oleh Gubernur Jambi.

“Jadwal peletakan Batu pertamanya saat Gubernur datang ke Kerinci membuka MTQ tingkat Provinsi Jambi. Saat ini kita sedang mengusahakan kalau bisa orang pusat juga ada yang hadir,” pungkasnya.

Senin, 18 April 2011

Mengenal bumi sakti alam Kerinci

bumi sakti itu terletak di punnggung bukit barisan yaitu di lembah gunung kerinci. Kerinci itu lebih dikenal dg sebutan Bumi sakti alam kerinci. Hm….!!! sampai saat ini sayapun masih meraba - raba kenapa bisa disebut dg bumi sakti alam kerinci atau dg semboyan Kerinci Kota Sakti, mungkin di kerinci masih kental dengan suasana magisnya yg dibawa oleh kepercayaan nenek moyang yang sampai sekarang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya sebagai wujud menghormati mereka sebagai anak cucunya. Secara administrasi kerinci merupakan nama sebuah kabupaten yang terletak paling barat propinsi jambi. Dengan puncak tertinggi Gunung kerinci yg juga merupakan Puncak tertinggi di sumatra.

Banyak sekali sebutan untuk Kerinci ini selain dikenal dengan Bumi sakti alam kerinci, kerinci juga lebih dikenal dg istilah ” Sekepal Tanah surga“, hal ini dikarenakan Kerinci memang tempat yg sangat indah.. yg terletak di dataran tinggi yg berupa lembah.. sehingga apabila kita berada dikerinci, kita bisa merasakan bahwa kita dikelilingi oleh gunung2 dan bukit2. sehingga pandangan kita sangat terbatas dibatasi oleh kokohnya gunung2 yg menjulang dan punggung bukit yg berjejer Rapi, tidak seperti dataran rendah dan di pantai, sehingga kerinci juga dikenal dg sebutan ” Negri Pelangi Seribu Gunung“.

Kerinci merupakan tempat yg sangat indah, Banyak sekali objek wisata alam yg sangat menarik untuk dikunjungi.. semua objek ada kecuali pantai, karena memang kerinci bukan dipinggir laut. Berdasarkan catatan dinas kepariwisataan, dikerinci terdapat lebih dari 20 objek wisata, oleh karenanya 70% objek wisata yg ada di propinsi jambi ada di kerinci.

Mulai dari Puncak gunung kerinci, yang jg merupakan gunung api tertinggi masih aktif di Indonesia 3.805 mdpl. Dari puncak ini kita bisa merasakan keindahan pemandangan lembah kerinci dan terlihat jelas sekali pemandangan Danau Gunung Tujuh, yang merupakan danau yg letaknya tertinggi se asia tenggara, danau yang terbentuk oleh letusan gunung api pada jutaan tahun yang lalu dan dikelilingi Oleh tujuh Gunung, Dikaki Gunung kerinci terhampar luas perkebunan teh kayu aro yg dikelola oleh PTP VI nusantara, yang katanya merupakan perkebunan teh terluas di dunia yg ditanam pada zaman Belanda. Disekitar kebun teh ini juga terdapat Air terjun Telun berasap yg sangat indah, karena percikan airnya ketika jatuh di tebing terjal menyerupai kepulan seperti asap dan membentuk pelangi karena pembiasan cahaya. Turun lagi sedikit ke arah lembah juga terdapat Sumber air panas, yg biasanya pengunjung dapat memanfaatkannya untuk merebus telur ataupun mandi air panas yg suhu airnya sudah diturunkan pastinya, didaerah sekitarnya juga banyak sekali terdapat sumber air panas, yang merupakan salah satau kejadian geologi.

Jika ingin memandang kerinci dari ketinggian, juga bisa dinikmati dari bukit khayangan yang bisa dicapai dengan kendaraan bermotor ataupun mobil, dari bukit khayanan ini bisa dinikmati indahnya pesona alam kerinci, karena seolah olah kita berada dia atas khayangan, karena dari atas bukut ini awan bisa saja berada lebih rendah dari kita, dari bukit khayangan ini juga bisa terleihat birunya danau kerinci, yg merupakan danau terluas yg ada dikerinci, terletak ditengah2 lembah kerinci. Kita juga bisa menikmati danau kerinci dg mengelilingi danau kerinci dg menggunankan sepeda motor ataupun mobil, hawa sejuknya dan hamaparan sawah disepanjang jalan dan berpegarkan gunung menambah indahnya pesona bumi sakti alam kerinci.

Menjelajahi kerinci rasanya tidak cukup waktu selama seminggu, karena alamnya masih banyak sekali mneyimpan keindahan alam, Dikerinci banyak terdapat danau2 yg indah, Air terjun2 yg jatuh dan mengalir kesungai dg airnya yg masih jernih.

Selain keindahan alam, dikerinci juga indah dengan budaya dan adat istiadatnya. Di bumi sakti ini juga, memiliki banyak dealek bahasa, karena lain desanya lain pula bahasanya dan lain pula kebudayaannya dan lain pula adat istiadatnya meskipun pada dasarnya sama, yaitu sama2 merupakan adat dan budaya kerinci. Jika ingin menikmati pesona alam kerinci, tanggal 7 juli ini katanya akan diadakan pesona budaya, yaitu Pesta danau kerinci yg ke 10. yang akan diadakan dipinggir danau kerinci, dengan menampilkan semua atraksi budaya yang ada dikerinci. Rasakan sendiri jika sudah mengunjungi kerinci, karen juga ada istilah yg sering saya baca ” Jangan mati dulu sebelum Kekerinci“, dan juga wisata kulinernyany jg tak kalah menambah lengkap pesona negri pelangi ini, ada ikan semah yg merupak khas ikan danau kerinci dan beras payo, yang merupakan beras unggulan kerinci, selain itu dodol kentang dan sirup kulit manis bisa dijadikan oleh2 dari bumi sakti alam kerinci.

Info Penting Kabupaten Kerinci



MENCAPAI KABUPATEN KERINCI

Untuk mencapai Kabupaten Kerinci dapat dengan melalui beberapa jalur utama yaitu :

1. Padang - Muara Labuh - Sungai Penuh (249 Km)
2. Padang - Painan – Tapan – Sungai Panuh (277 Km)
3. Bukut Tinggi – Solok – Muaro Labuh – Sungai Penuh ( Km)
4. Jambi – bangko – Sungai Penuh (465 Km)
5. Kuala Tungkal – Jambi – Bangko – Sungai Penuh (726 Km)
6. Palembang – Jambi – Bangko – Sungai Penuh (726 Km)
7. Bengkulu – Tapan – Sungai Penuh (879 Km)

HOTEL DAN RESTORAN

Hotel

1. Hotel Busana, Jl. RE.Martadinata Telp. (0748) 21122 Sungai Penuh
2. Hotel Yani, Jl. Muradi No.1 Telp. (0748) 21409 Sungai Penuh
3. Hotel Matehari, Jl. Basuki Rahmat Telp. (0748) 21061 Sungai Penuh
4. Hotel Aroma, Jl. R.A. Kartini No.2 Telp. (0748) 21142 Sungai Penuh
5. Hotel Masgo Kencana, Jl. Yos Sudarso No.21 Telp (0748) 22690 Sungai Penuh
6. Hotel Kayu Manis, Jl. RE. Martadinata Telp. (0748) 21226 Sungai Penuh
7. Hotel Anak Gunung, Jl. H. Agua Salim Telp. (0748) 21269 Sungai Penuh
8. Hotel Jaya, Jl. RE. Martadinata Telp. (0748) 21221 Sungai Penuh

Restoran

1. RM. Minang Soto, Jl. Muradi No.3 Telp. (0748) 21442 Sungai Penuh
2. RM. Takana Juo, Jl. Diponegoro Telp. (0748) 23141 Sungai Penuh
3. RM. Marantama, Jl. RE. Martadinata Sungai Penuh
4. RM. Ikan Semah, Jl. RE. Martadinata Sungai Penuh
5. RM. Sari Manggis, Jl. RE. Martadinata Sungai Penuh
6. RM. Simpang Lima, Jl. Pemuda Sungai Penuh
7. RM. Pelayang Raya, Jl. Prof. Dr. Sri Sudewi Sungai Penuh
8. RM. Dendeng Batakok, Jl. Soekarno Hatta Sungai Penuh
9. RM. Simpang Raya, Jl. Kom, L. Yos Sudarso Sungai Penuh
10. RM. Konco Lama Sungai Penuh
11. RM. Simpang Tiga, Jl. Agus SAlim Telp.(0748) 21537 Sungai Penuh
12. Kafe Minang Soto, Jl. Muradi Sungai Penuh

BANK

1. Bank Pembangunan Daerah (BPD), Jl. RA. Kartini Telp. (0748) 21716 Sungai Penuh
2. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI '46), Jl. Basuki Rahmat Telp. (0748) 21180 – 21233 Sungai Penuh
3. Bank Rakyat Indonesia (BRI), Jl. Jend. Sudirman No.3 Telp. (0748) 21312 – 21320 Sungai Penuh

Alamat Penting

1. Pusat Informasi Wisata
2. Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci, Jl. Doponegoro No.01 Telp. (0748) 324070 Sungai Penuh
3. Ktr. Taman Nasional Kerinci seblat, Jl. Arga Selebar Daun No.11 Telp. (0748) 22250 Sungai Penuh
4. Ktr. Pemerintahan Daerah Kerinci, Jl. Jend. Basuki Rahman No.01 Telp. (0748) 21095 Sungai Penuh
5. Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Kerinci (LKPK) Kantor Tim Penggerak PKK Kabupaten Kerinci Jl. Jend. Sudirman Telp. (0748) 21249 Sungai Penuh
6. Eco Cultura Development Travel Co. Operative, Desa Kersik Tuo Rt. V Dusun III No.19 Kecamatan Kayu Aro 37163, Kerinci
7. Gayatry Tourism Guidance Information, Jl. K. H. Wahid Hasyim No.5 Sungai Penuh, Telp. (0748) 21146

1. Kantor Pos, Jl. Jend. Sudirman Telp. (0748) 21108 Sungai Penuh
2. PT. Telkom, Jl. Imam Bonjol Telp. (0748) 21108 Sungai Penuh
3. Rumah Sakit Umum Daerah RSUD), Jl. Arga Selebar Daun Telp. (0748) 21018 Sungai Penuh

Kerinci Mendominasi

Kejuaraan Motocross Kapolres Cup Sumatera Open

SUNGAIPENUH - Eko JPS, krosesr IMKS Kerinci, berhasil mengharumkan nama Kabupaten Kerinci di ajang motocross memperebutkan tropi Kapolres Cup Sumatera Open yang belangsung Sabtu (16/4) dan Minggu (17/4) kemarin, di sirkuit Bahyangkara di Batu Lumut, Kota Sungaipenuh.

Pada putaran final yang berlangsung kemarin, kroser kebanggaan Kabupaten Kerinci ini, berhasil meraih gelar di berbagai kelas. Kelas sport open dia berada di peringkat pertama mengalahkan, Doni M yang berada di peringkat kedua asal Indomal, Bukit Tinggi. Juga kroser tangguh Eko Aja dari Lilin MX asal Lampung, Andi Bohel Trio Motor Palembang dan kroser asal Jambi Krisna TL hanya berada di peringkat kelima.

Eko JPS juga berhasil menyabet peringkat ketiga di dua kelas yang berbeda. Yaitu, kelas bebek modifikasi 2 tak open dan kelas bebek modifikasi 4 tak open. Di kelas modifikasi 2 tak open, bertengger peringkat pertama Andri Bohel dari Trio Motor Pekan Baru, peringkat kedua, Eko Aja dari Lilin MX Lampung.

Sedangkan di modifikasi 4 tak giliran Eko Aja dari Lilin MX Lampung yang berada di peringkat pertama, disusul Bayu Saputra dari Lipzrick Bukit Tinggi.

Di kelas Special Engine, Ferry Gesper dari Riau berada di peringkat pertama, kedua ditempati, Endrix DM dari Padang. Peringkat ketiga Dedi Ube, keempat Bayu Saputra Lipztik Bukit Tinggi, dan peringkat kelima Yuda dari Talawi.

Di kelas bebek modifikasi 2 tak lokal. Anto dari privateer berada di peringkat pertama, peringkat kedua bertengger Opi dari SK Sport, peringkat ketiga ditempati Zul dari VSSR Gunung Raya Kerinci, peringkat keempat Imez Inarchi dari track Kerinci dan kelima, ditempati Septi Jaya dari Big Family Sport Siulak, Kerinci.

Di kelas bebek 4 tak lokal, giliran Opi dari SK Sport yang meraih juara. Opi menyisihkan Heri Privater yang berada di peringkat kedua, kemudian Tomy Wiriadinata dari NMC Kerinci berada di peringkat ketiga, Ricky dari PBS Adel Motor Sungaipenuh berada di peringkat keempat dan peringkat kelima ditempati PDI-P Kerinci.

Untuk kelas campuran lokal, Ricky dari PBS Adel Motor menjadi pemenang. Dia mengungguli, Tio JPS dari IMKS KONI Kerinci, Sisgone dari PDI-P Kerinci, Bambang PDI-P Kerinci dan Ilan JPS dari IMKS Kerinci.

Di kelas terakhir, turnamen adu kebut garuk tanah ini dibuka oleh Walikota Sungaipenuh, Ir H Akmal Thayib dan ditutup oleh Sekda Sungai Penuh Arfensa, SE, yaitu kelas Kid lokal Kerinci. Wowo Bagas dari Tack Kerinci berada di urutan pertama. Dia berhasil menyisihkan rekan satu timnya Imez Inarci yang berada di peringkat kedua. Kemudian, Ardison NMC Kerinci berada di peringkat ketiga, Rio Berkat Las di peringkat keempat dan Ringo Rayau dari Beye Tim di peringkat kelima.

Kapolres Kerinci, kepada harian ini mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih kepada semua pihak atas terselenggaranya even tahunan ini. Menurutnya, pihaknya akan melaksanakan even ini setiap tahun.
“Ini sebagai awal bagi kita, sudah 20 tahun terakhir, Kerinci tidak pernah melaksanakan even tingkat Sumatera, mudah-mudahan selanjutnya kita bisa menggelar even Nasional,”sebutnya singkat.

Bupati Kerinci Bantah Bawa Benda Pusaka Kuno ke Malaysia

foto

Aksara Incung, tulisan asli daerah Kerinci, Jambi.

TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Bupati Kerinci, H. Murasman membantah membawa benda-benda peninggalan kuno Kerinci ke Malaysia. Murasman menegaskan kedatangannya ke Malaysia bukan sekadar menghadiri peresmian Museum Kerinci yang akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kebangsaan, Seri Pantai, Kampung Kerinci, Kuala Lumpur, Senin 18 April.


Lebih dari itu, Murasman menyatakan ia bersama rombongan sedang mempromosikan berbagai obyek wisata di wilayahnya. “Dulu wisatawan mancanegara yang datang ke Kabupaten Kerinci ribuan orang. Namun sekarang merosot hingga tinggal sekitar 300 orang,” ungkap Murasman saat ditemui Tempo di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Ahad 17 April.

Status awas yang ditetapkan terhadap Gunung Kerinci diduga menjadi salah satu faktor turunnya jumlah wisatawan. “Selain tentu masalah utama tentang buruknya infrastruktur di Kerinci,” Imbuhnya.

Karena itu, ia menyambut baik usaha yang dilakukan tokoh-tokoh masyarakat keturunan Kerinci di Malaysia yang membuat Museum Kerinci untuk mengetahui asal mula dan nenek moyangnya. “Di sini kita kan bisa promosi gratis, mengapa dipermasalahkan?” ujar Murasman.

Apalagi, menurut Murasman, tak lama lagi akan ada penerbangan langsung dari Kuala Lumpur menuju Kerinci.

Ia mengungkapkan rombongannya ke Kuala Lumpur juga membawa beberapa penari yang akan menyuguhkan tarian khas Kerinci. Selain itu ia mengaku membawa gambar-gambar obyek wisata di Kerinci, kayu manis, serta parang panjang dan parang pendek yang biasa digunakan petani di Kerinci sampai saat ini. “Itu saja yang kami bawa. Kalau ada yang kurang percaya, silahkan di cek sendiri,” ungkapnya.

Kepala Departemen Pariwisata Kabupaten Kerinci, Arlis Harun, yang turut mendampingi Bupati, menampik keras isu rombongan bupati membawa beberapa pusaka ke Kuala Lumpur. “Itu sama sekali tidak benar. Saya saja yang kepala Departemen Pariwisata tidak berani menyentuh pusaka leluhur, kecuali dengan ritual khusus,” pungkasnya.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya melarang setiap orang membawa benda cagar budaya ke luar wilayah Indonesia tanpa izin menteri. Tak cuma benda asli, pengiriman duplikat benda-benda kuno juga mesti mendapat izin dari pemerintah pusat.

Rombongan Bupati Kerinci tiba di Malaysia pada Jumat, 25 April 2011, untuk menghadiri Festival Gendang Nusantara yang dilaksanakan di negara bagian Melaka selama dua hari. Setelah diterima atase Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Suryana Sastradiredja, hari ini, rencananya besok Bupati kerinci akan menghadiri peresmian galeri Kerinci di salah satu sekolah menengah negeri di Kuala Lumpur.

Sabtu, 16 April 2011

Kelak, Malaysia Jadi Pusat Melayu Kuno

dekadeku.wordpress.com
Naskah Melayu kuno

Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi Aswan Zahari mengkhawatirkan pembangunan museum Kerinci di Malaysia akan berimbas pada klaim negeri jiran itu terhadap pusat Melayu kuno.

"Kita khawatir nantinya beberapa tahun ke depan Melayu Kerinci menjadi Melayu Malaysia," kata Aswan ketika dihubungi di Jambi, Kamis (14/4/2011).

Klaim itu nantinya bisa saja terjadi beberapa tahun kemudian. Karena itu, Aswan yang juga Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi meminta Pemerintah Kabupaten Kerinci membatalkan niat membuka Museum Kerinci di Malaysia.

Akan berbahaya jika nantinya terjadi kekeliruan atas kebudayaan Kerinci di masa mendatang. Pemkab Kerinci perlu melakukan pengkajian ulang lagi terhadap rencana tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Umum Dewan Kesenian Jambi (DKJ) Muhammad Husyairi menambahkan, pendirian museum dan pusat informasi Kerinci di Malaysia akan merugikan Jambi.

Ia memprediksi, jika Malaysia menjadi pusat informasi Kerinci, akan mengurungkan niat para peneliti mancanegara untuk datang ke Kerinci.

Logikanya, jika Malaysia sudah menjadi pusat informasi Kerinci, para peneliti atau ilmuwan tidak perlu lagi ke Kerinci jika ingin menggali informasi tentang Kerinci.

Husyairi juga khawatir jika Malaysia akan menerbitkan naskah Melayu tertua berupa Kitab Undang-undang Tanjung Tanah yang dimiliki oleh Kerinci.

Naskah Melayu tertua berupa Kitab Undang-undang Tanjung Tanah ini membuktikan bahwa peradaban setempat telah memiliki aksara dan sistem hukum sendiri setidaknya mulai abad ke-14.

Kerinci selama ini dikenal memiliki budaya tertua di Jambi serta memiliki kekayaan peninggalan bersejarah yang cukup lengkap.

Ia mencontohkan, Malaysia pernah menerbitkan naskah kuno Provinsi Kepri berjudul Tufat Al-Nafis karya almarhum Raja Ali Haji.

"Kita khawatir Pemkab Kerinci terlena, dan Malaysia akan menerbitkan Kitab Undang-undang Tanjung Tanah," jelas teaterawan dan sastrawan ini.

Husyairi menyarankan agar Pemkab Kerinci berkaca pada kasus klaim Malaysia terhadap beberapa kesenian dan kebudayaan milik Indonesia.

Sebab, bukan tidak mungkin klaim ini akan dilakukan Malaysia terhadap kebudayaan Kerinci, apalagi Malaysia sangat gencar untuk mendapatkan predikat sebagai pusat Melayu kuno, sedangkan Kerinci sendiri memiliki naskah Melayu tertua.

Malaysia Klaim Bangun Galeri, Bukan Museum Kerinci

Untuk mengenang jasa para pendatang asal Kabupaten Kerinci, Jambi yang membuka daerah Kampung Kerinci di pinggiran Kuala Lumpur, beberapa tokoh masyarakat kampung Kerinci di Malaysia berinisiatif membuat galeri yang menceritakan kedatangan orang-orang Kerinci di Malaysia.

“Ide awalnya datang dari Datuk Abdul Latif bin Abu Bakar, Ketua Komite Sekolah di Sekolah Menengah Negeri Seri Pantai, Kampung Kerinci, tempat galeri itu nanti didirikan” ujar Ketua Bagian Pelayanan Departemen Museum Malaysia, Moh. Noorzairi Salleh kepada Tempo, Jum’at, 15 April 2011.

Sebelum memberi penjelasan, Noorzairi menyatakan, memang sempat terjadi salah pengertian antara pihak sekolah dengan pejabat dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia, tentang konsep galeri tersebut. Konsep pihak sekolah, kata Noorzair, galeri ini akan menceritakan tentang kedatangan orang-orang Kerici ke Malaysia hingga membuka kampung Kerinci di pinggiran Kuala Lumpur.

“Namunpihak Kabupaten Kerinci mengira Malaysia akan membuat museum tentang sejarah Kerinci secara keseluruhan” jelasnya.

Secara garis besar, kata Noorzair, ada tiga hal yang diangkat dalam galeri tersebut nantinya. Yakni, tentang Sejarah Kuala Lumpur, Sejarah Sekolah Menengah Seri Pantai Kampung Kerinci dan sejarah kedatangan orang-orang Kerinci di Malaysia.

Selain poster dan foto, galeri ini juga direncanakan dilengkapi hasil kerajinan tangan dan baju adat Kerinci yang didatangkan dari Kabupaten Kerinci, Jambi.

Dengan pembangunan galeri Kerinci di Sekolah Menengah Seri Pantai, Kampung Kerinci, kata Noorzairi, diharapkan para siswa di sekolah tersebut mengetahui sejarah kampung Kerinci yang dibuka pertama kali oleh H. Abdullah bin Ahmad yang berasal dari Kerinci, Jambi. Galeri Kerinci ini rencananya akan diresmikan oleh pemerintah Malaysia pada Minggu, 17 April ini

Museum Kerinci Dibangun di Malaysia

Museum Kerinci yang dibangun di Kuala Lumpur dengan bantuan dana dari Pemerintah Malaysia akan diresmikan Bupati Kerinci Murasman, pekan depan. Dikhawatirkan, benda-benda bersejarah yang ada di Kabupaten Kerinci akan dibawa ke negeri jiran tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Arlis, Senin (11/4), mengatakan, Museum Kerinci dibangun di dalam kompleks Sekolah Kebangsaan di Kuala Lumpur. Pemerintah Kabupaten Kerinci telah mengirimkan sejumlah benda peninggalan budaya dan sejarah Kerinci untuk dipamerkan, seperti alat musik gong ketuk, rebana sikek, sandu (sejenis seruling), dan gendang kerinci dari kayu surian.

Selain itu, juga beragam jenis alat pertanian, seperti tangkai beliung untuk menebang kayu, luka belut (alat menangkap belut di sungai) dari bambu, dan jangki dari rotan (untuk menyimpan benda bawaan). Pemerintah Kabupaten Kerinci juga menyiapkan sejumlah naskah beraksara kuno serta berbagai jenis pakaian adat.

”Barang asli tetap disimpan di Kabupaten Kerinci, sedangkan di museum tersebut nantinya hanya duplikatnya,” kata Arlis.

Menurut Arlis, dalam peresmian pembukaan Museum Kerinci pekan depan akan ditampilkan sejumlah tarian asli Kabupaten Kerinci, seperti tari Ranggut, tari Pengobatan, dan Ngaji Adat. Museum akan diresmikan Bupati Kerinci Murasman dan disaksikan sejumlah pejabat Pemerintah Malaysia, termasuk Menteri Kebudayaan Malaysia.

Arlis menambahkan, keberadaan Museum Kerinci akan mempererat hubungan antara Kabupaten Kerinci dan Malaysia. Selama ini banyak warga Kerinci yang telah menjadi warga negara Malaysia rindu menyaksikan budaya khas Kerinci. ”Ada kedekatan budaya antara Kerinci dan Malaysia,” tuturnya.

Disesalkan

Ketua Harian Dewan Kesenian Jambi Naswan Iskandar menyayangkan tindakan Pemkab Kerinci yang sangat antusias menyiapkan Museum Kerinci di Malaysia. Padahal, hingga saat ini Kerinci belum memiliki museum di daerahnya sendiri.

”Itu namanya pemkab ceroboh. Kenapa tidak membangun museum sendiri, malah membantu pembangunannya di Malaysia?” kata Naswan.

Ia menduga keberadaan Museum Kerinci di Kuala Lumpur akan diikuti dengan diboyongnya benda-benda pusaka milik Kerinci. Ia juga mengkhawatirkan bakal adanya klaim budaya Kerinci oleh Malaysia.

Padahal, Kerinci selama ini dikenal memiliki budaya tertua di Jambi, serta memiliki kekayaan peninggalan bersejarah yang cukup lengkap. Salah satu peninggalan tersebut adalah naskah Melayu tertua berupa Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah yang membuktikan bahwa peradaban setempat telah memiliki aksara dan sistem hukum sendiri setidaknya mulai abad XIV.

Selain itu, Kerinci juga memiliki bentuk budaya lainnya, seperti seni Tale (bersenandung) dan tradisi Kunoun (tutur). Ada juga pertunjukan seni budaya megalitik sastra mantra, pantun, seloko, penno, dan tambo.

Malaysia Kembali "Menampar" Kita


Gara-gara orang Malaysia mendirikan Museum Kerinci di negerinya, nama Kerinci mendadak melambung. Sama dan sebangun saat negeri jiran itu mengaku-aku seni reog ponorogo, tari pendet, lagu "Rasa-sayange", masakan rendang, dan produk-produk budaya kita lainnya sebagai milik orang Malaysia. Kita pun berang, merasa "ditampar". Yang menyedihkan adalah, kerapnya kita tertampar justru oleh kelalaian kita sendiri yang tak becus mengurus kebudayaan kita sendiri.

Malaysia... Malaysia... Apapun alasan dan landasan dari pendirian Museum Kerinci di Malaysia adalah sebentuk kenyataan, betapa di satu sisi ada semangat Malaysia untuk mengenali akar budayanya yang secara historis memang berada di tanah Indonesia. Di sisi lain, ada fakta bahwa kita tak pernah bersungguh-sungguh mengurusi budaya kita, dan ketika budaya itu "diambil" oleh bangsa lain yang hendak merawatnya, kita pun merasa dipecundangi.

Sebagai bangsa yang boleh dikata tak "memiliki" akar budaya di tanah airnya, Malaysia tentu akan berjuang menemukan kembali jejak kakek moyangnya. Kebudayaan Kerinci adalah salah satu pokok akar itu. Maka tak heran jika, sejak tahun 1990, orang Malaysia sudah melakukan riset mendalam mengenai budaya Kerinci.

Seperti diungkapkan budayawan Jambi asal Kerinci, Nukman SS, saat dihubungi di Jambi, Minggu (27/3/2011). "Gelagat itu sebenarnya sudah terbaca jauh-jauh hari ketika, semenjak awal 1990-an, peneliti-peneliti dari Malaysia mulai berdatangan dan didatangkan ke Kerinci membawa misi riset budaya. Hingga saat ini, Kerinci masih menjadi obyek riset budaya yang dominan oleh para peneliti negeri jiran tersebut," ungkap Nukman.

Maka marilah kita lihat, benda dan kekayaan budaya Kerinci apa sajakah yang dibawa ke museum di Malaysia itu. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Arlis, Senin (11/4/2011), Museum Kerinci dibangun di dalam kompleks Sekolah Kebangsaan di Kuala Lumpur. Pemerintah Kabupaten Kerinci telah mengirimkan sejumlah benda peninggalan budaya dan sejarah Kerinci untuk dipamerkan, seperti alat musik gong ketuk, rebana sikek, sandu (sejenis seruling), dan gendang kerinci dari kayu surian.

Selain itu, ada juga beragam jenis alat pertanian, seperti tangkai beliung untuk menebang kayu, luka belut (alat menangkap belut di sungai) dari bambu, dan jangki dari rotan (untuk menyimpan benda bawaan). Pemerintah Kabupaten Kerinci juga menyiapkan sejumlah naskah beraksara kuno dan berbagai jenis pakaian adat.

Menurut Arlis, dalam peresmian pembukaan Museum Kerinci pekan depan akan ditampilkan sejumlah tarian asli Kabupaten Kerinci, seperti Tari Ranggut, Tari Pengobatan, dan Ngaji Adat. Museum akan diresmikan Bupati Kerinci Murasman dan disaksikan sejumlah pejabat Pemerintah Malaysia, termasuk Menteri Kebudayaan Malaysia.

Banyak memang yang menyayangkan "budi baik" pejabat Pemda Kabupaten Kerinci yang dengan sukarela mempersilakan orang Malaysia membawa warisan budayanya. Mereka yang menyayangkan hal itu antara lain Dewan Kesenian Jambi (DKJ) yang menyerukan agar segenap masyarakat adat di Provinsi Jambi dan khususnya Kabupaten Kerinci bisa kompak melakukan perlawanan terhadap manuver Malaysia yang terus memboyong sko, yaitu benda-benda pusaka, dari Kerinci ke negeri jiran tersebut.

"Kami menyerukan agar segenap masyarakat, budayawan, dan seniman Jambi, khususnya yang berdomisili di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, untuk tidak tinggal diam melihat adanya gelagat Malaysia yang terus memboyong benda sko dari Kerinci," kata Ketua Harian DKJ Naswan Iskandar SE saat dihubungi di Jambi, Minggu (10/4/2011).

Menurut Iskandar, sko Kerinci adalah aset kebudayaan utama bagi Provinsi Jambi karena tidak ada kabupaten lain di Jambi yang memiliki peradaban begitu lengkap dan runut seperti Kerinci. Oleh karena itu, segala upaya harus dilakukan untuk menyelamatkan aset besar tersebut.

"Upaya penyelamatan tidak cukup hanya dilakukan oleh masyarakat setempat. Pemerintah daerah juga harus memiliki political will, kemauan atau kesadaran untuk melakukan upaya-upaya revitalisasi dan proteksi," kata dia.

Pemkab, kata dia, tak seharusnya lantas gelap mata karena tersanjung mendapat apresiasi Pemerintah Diraja Malaysia yang menghibahkan museum kebudayaan Kerinci di Malaysia.

Hal tersebut justru semestinya dicurigai karena sangat berkemungkinan mengandung niat halus Pemerintah Malaysia untuk memindahkan keberadaan sko-sko Kerinci ke negerinya.

Sementara Malaysia pada pekan depan berencana membuka museum Kerinci dengan "pesta" yang menyenangkan, kita di sini hanya bisa mengelus dada. Sebagian pasrah, sebagian mengutuk aksi "pemboyongan" benda-benda pusaka Kerinci itu, dan sebagian lainnya sinis kepada pengelola negeri ini.

Puluhan komentar pun muncul berhamburan dari pembaca oase.kompas.com. Di antaranya dari Asanah yang mengatakan, "Pertanyaannya kenapa Pemerintah Indonesia kurang menghargai/peduli dengan sejarah bangsa sendiri?! Coba kalau dilestarikan atau dibangun museum di daerah tempat sejarah itu berasal, itu kan bisa untuk salah satu daya tarik daerah itu sendiri bagi para wisatawan.... Negara korup jadi lupa akan sejarahnya karena negara yang besar adalah negara yang menghargai sejarahnya...."

Indah Wahyu menulis begini, "Terima kasih kepada Pemerintah Malaysia yang mau menghargai budaya dan sejarah negara tetangga sampai mau repot-repot bangunin museum di Kuala Lumpur segala... Terima kasih karena Pemerintah Malaysia membuka mata kami... Biarpun Anda dicaci maki orang Indonesia, sebenarnya Anda yang selalu membangkitkan semangat nasionalisme kami yang kadang sudah kami pikir usang...."

Sementara itu, Mawardi mengungkapkan, "Sedih... banyak hal negeri ini belum bisa menghargai diri sendiri, baik sejarah, kebudayaan, intelektual, dan lain-lain. bagaimana bisa dihargai bangsa lain kalau dirinya sendiri tidak pernah dihargai... Ingat, Indonesia dibentuk dari kebinekaan... Kebinekaan untuk semua bukan milik masing-masing... Indonesia banyak sejarah, tetapi dokumen sejarah Indonesia yang memegang dan memiliki adalah bangsa lain sehingga generasinya tidak tahu sejarah bangsanya... Sedih...."

Kita memang pantas kecewa dengan pengelola negeri ini, dari tingkat pusat hingga daerah, seperti diutarakan Suci Handayani, "Mmm, miris membacanya. Kalau sudah begini, baru deh diperhatiin. Kemarin ke mana aja? Ya mungkin mereka hanya ingin dihargai karena semua butuh pengakuaan. Kalau di negeri sendiri saja tidak diurusi, mengapa harus menolak sesuatu yang menghargai dan mengakui kebudayaan mereka! Ya seharusnya memang harus lebih menjalin komunikasi dulu dengan pemerintah kita!"

Nah, kini, apa komentar Anda, saudara?

Kerinci, Sekepal Tanah Surga



Konon, Kerinci adalah sekepal tanah surga yang dilempar oleh Tuhan ke bumi. Karena itu, Kerinci terkenal sebagai kabupaten paling elok di Provinsi Jambi.
Seperti namanya, kata kerinci berasal dari bahasa Tamil: Kurinji, yaitu nama bunga kurinji Strobilanthes kunthiana yang tumbuh di India selatan di ketinggian di atas 1.800 meter di atas permukaan laut.

Seperti namanya, kata kerinci berasal dari bahasa Tamil: Kurinji, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India selatan di ketinggian di atas 1.800 meter di atas permukaan laut.

Tak cuma danau dan gunung yang menawarkan kemolekan, di bumi Kerinci juga terdapat berbagai peninggalan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Oleh sebab itu, tak heran jika Malaysia mengincar warisan budaya Kerinci untuk dibawa ke Negeri Jiran itu sebagai cermin masa lalu bangsa Malaysia yang masih serumpun dengan orang Kerinci, yakni suku Melayu.

Menyebut nama Kerinci, yang melintas di ingatan adalah gunung dan tasik (danau) yang sama-sama menggunakan nama Kerinci. Membayangkan keduanya, yang muncul adalah keindahan.

Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatera (3.805 di atas permukaan laut), dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 kilometer sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatera dan badak sumatera. Kerinci masih aktif dan terakhir kali meletus pada 2009.

Sementara Danau Kerinci adalah sebuah danau yang memiliki luas 4.200 hektar dengan kedalaman 110 meter dan terletak di ketinggian 783 meter di atas permukaan laut. Danau ini menyimpan banyak jenis ikan. Ikan semah merupakan jenis yang paling digemari dan merupakan ikan endemik. Danau Kerinci terletak di dua kecamatan, yaitu Danau Kerinci dan Keliling Danau.

Terdapat beberapa lokasi yang menarik di beberapa desa di sekitar Danau Kerinci, yaitu Daerah Pesanggarahan di mana kita bisa melihat pemandangan Danau Kerinci dari atas, Tanjung Hatta adalah tempat Bung Hatta menikmati panorama Danau Kerinci dan menanam pohon di sana, Desa Seleman terdapat Rumah Laheik yang merupakan rumah khas kerinci, di Desa Pulau Tengah terdapat Dolmen Batu Raja dan Masjid Keramat Pulau Tengah, serta di sekitar Danau Kerinci terdapat sejumlah batu berukir yang diduga peninggalan zaman megalit.

Tak cuma panorama alam, Kerinci juga memiliki potensi nilai seni dan budaya cukup besar dengan keragaman yang sangat tinggi. Potensi seni yang berkembang di daerah ini di antaranya seni musik daerah, nyanyian-nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian bernuansa islami, dan berbagai bentuk seni tradisional lainnya. Eksistensi kesenian daerah dimungkinkan oleh keberadaan kelompok-kelompok seni daerah yang tersebar di sejumlah daerah pedesaan yang meliputi seni teater sebanyak 28 buah, seni tari sebanyak 65 buah, seni musik sebanyak 52 buah, seni musik kasidah/rebana sebanyak 48 buah, dan wayang sebanyak 9 buah.

Pertunjukan kesenian daerah umumnya dikaitkan langsung dengan acara-acara serimonial seperti acara pernikahan, menyambut kelahiran seorang bayi, peresmian rumah tempat tinggal, acara sunatan anak laki-laki, atau bentuk acara lainnya.

Selain kesenian daerah, Kabupaten Kerinci juga memiliki potensi budaya daerah yang sangat besar dan bernilai luhur karena tumbuh secara alami dari akar budaya masyarakat secara turun temurun hingga ratusan tahun. Hingga saat ini, masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai budaya daerah baik dalam pelaksanaan berbagai acara adat maupun acara serimonial serta penyelesaian berbagai persoalan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut harta benda atau perbuatan kriminal dan asusila. Beberapa sko Kerinci sangat khas dan langka, tidak ditemukan ada di tempat lain, seperti halnya naskah Melayu tertua berupa kita undang-undang di Desa Tanjung Tanah yang merupakan warisan dari raja Melayu pra-Islam, yakni Adityawarman.

Lalu beberapa bentuk budaya lainnya, seperti seni bersenandung Tale, tradisi tutur Kunoun dan Kba, berbagai seni pertunjukan tradisional seperti tarian, teater, dan atraksi warisan budaya megalitik seperti tari asek, tari rangguk, marcok. Begitu juga dengan warisan sastra berupa mantra, pantun, seloko, penno, tambo, dan lain sebagainya.

Kesemua itu tidak ditemukan lagi di daerah lain di Provinsi Jambi. Masyarakat Kerinci malah harus berbangga karena telah mampu merawat dan melastarikan keberadaannya hingga jadi warisan budaya yang luhur dan abadi hingga kini.

Suku Kerinci

Suku Kerinci sebagaimana juga halnya dengan suku-suku lain di Sumatera termasuk ras Mongoloid Selatan berbahasa Austronesia. Berdasarkan bahasa dan adat istiadat suku Kerinci termasuk dalam kategori Melayu dan paling dekat dengan Minangkabau dan Melayu Jambi. Sebagian besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek, yang bisa berbeda cukup jauh antarsatu tempat dengan tempat lainnya di dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Untuk berbicara dengan pendatang biasanya digunakan bahasa Minangkabau atau bahasa Indonesia (yang masih dikenal dengan sebutan Melayu Tinggi).

Sebagian penulis, seperti Van Vollenhoven, memasukkan Kerinci ke dalam wilayah adat (adatrechtskring) Sumatera Selatan, sedangkan yang lainnya menganggap Kerinci sebagai wilayah rantau Minangkabau.

Suku Kerinci merupakan masyarakat matrilineal. Sebagaimana diketahui dari Naskah Tanjung Tanah, naskah Melayu tertua yang ditemukan di Kerinci, pada abad ke-14 Kerinci menjadi bagian dari kerajaan Malayu dengan Dharmasraya sebagai ibu kota. Setelah Adityawarman menjadi maharaja, ibu kota dipindahkan ke Saruaso dekat Pagaruyung di Tanah Datar.

Sebagian besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek, yang bisa berbeda cukup jauh antarsatu tempat dengan tempat lainnya di dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Untuk berbicara dengan pendatang, biasanya digunakan bahasa Minangkabau atau bahasa Indonesia (yang masih dikenal dengan sebutan Melayu Tinggi).

Upacara tradisi

Salah satu tradisi yang masih dipertahankan dalam berbagai suku bangsa adalah tradisi pelaksanaan pesta adat siap panen. Hampir setiap daerah masih melaksanakannya, seperti upacara adat fuaton di Nusa Tenggara Timur, upacara adat aruh mahannyari pada suku Dayak, upacara penolak bala sebagai rasa syukur setelah berhasil panen di Sulawesi Selatan, dan lain sebagainya. Tradisi-tradisi ini di maksud untuk mensyukuri hasil panen yang telah didapat oleh masyarakat, sekaligus memohon berkah agar mereka mendapat hasil yang lebih baik pada musim panen mendatang.

Begitu juga halnya yang terjadi pada masyarakat yang ada di Provinsi Jambi, yakni di Kabupaten Kerinci. Mereka dikenal sebagai orang Melayu Tua (Zakaria, 1985:15). Orang Melayu Tua tersebut masih mengenal bentuk-bentuk upacara atau pesta adat siap panen yang lebih dikenal dengan istilah kenduri sko. Kenduri sko merupakan upacara adat yang terbesar di daerah Kerinci dan termasuk kedalam upacara adat Titian Teras Bertangga Batu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Daud (1991:32) bahwa upacara adat di Kerinci dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yang disebut dengan: Upacara Adat Titian Teras Bertangga Batu; Upacara Adat Cupak Gantang Kerja Kerapat; Upacara Adat Tumbuh-tumbuh Roman-roman.

Sebagaimana tradisi-tradisi dalam upacara adat di setiap masyarakat, upacara kenduri sko di Kerinci memiliki arti penting bagi masyarakat setempat. Upacara kenduri sko merupakan upacara puncak kebudayaan masyarakat Kerinci.

Dengan kata lain dapat diartikan sebagai suatu perhelatan tradisional masyarakat Kerinci dengan maksud dan tujuan tertentu. Upacara kenduri sko hanya dilakukan pada desa persekutuan adat atau masyarakat adat dari dusun asal desa-desa yang memiliki sejarah tetua adat depati ninik mamak dan juga memiliki benda-benda pusaka.

Kenduri sko merupakan upacara adat terbesar yang ada di Kerinci dan mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat. Di dalam upacara tersebut terdapat acara penurunan benda-benda pusaka nenek moyang, serta pemberian gelar adat kepada pemangku-pemangku adat yang baru yang akan memimpin adat desa tersebut. Dengan demikian, upacara kenduri sko sangat penting sekali bagi orang Melayu Tua yang ada di Kabupaten Kerinci, khususnya Desa Keluru.

Jumat, 08 April 2011

Sistem Pemantau Gunung Kerinci Tak Maksimal

Sistem pemantauan Gunung Kerinci rusak akibat cuaca buruk di Kabupaten Kerinci, beberapa hari terakhir. Petugas pos pemantau gunung api Kerinci tidak bisa memberikan laporan yang akurat kepada masyarakat tentang perkembangan aktivitas gunung api tertinggi di Sumatra tersebut. Demikian diungkapkan petugas Pos Pemantau Gunung Api Kerinci, Heri Prasetyo ketika dihubungi dari Jambi, Senin (4/4).

Menurut dia, sejak empat hari lalu, petugas pos pemantau di Kayu Aro tidak bisa membaca data aktivitas gunung secara akurat. Terpaan angin kencang membuat alat rekam seismik yang diletakkan di sekitar kawasan Gunung Kerinci, tidak bisa bekerja maksimal.

Heri menjelaskan angin kencang sejak empat hari lalu mempengaruhi sistem kerja seismograf atau alat pemantau aktivitas gunung. Alat bergoyang akibat terpaan angin. Akibatnya, alat baca seismik menunjukkan amax atau amplitudo yang tidak biasa.

"Dari empat hari lalu, seismograf tidak berfungsi maksimal karena gangguan angin kencang. Jadi kami tidak bisa melaporkan perkembangan aktivitas Gunung Kerinci secara akurat," jelasnya.

Sejak terganggu angin kencang, data yang terbaca oleh seismograf menunjukkan Gunung Kerinci seperti berstatus awas. Padahal, tidak demikian. Sejak 29 Maret lalu, data aktivitas Gunung Kerinci yang bisa dibaca hanya gempa embusan, sementara gempa vulkanik dan tektonik tidak bisa terekam oleh seismograf.

Meski demikian, Heri mengatakan, status Gunung Kerinci sampai saat ini masih waspada. Aktivitas gempa vulkanik terakhir tercatat terjadi pada 29 Maret 2011 dengan panjang amax 12 hingga 14 milimeter dan lama gempa 11-15 detik.

Dia berharap agar kerusakan bisa diperbaiki secepat mungkin. Sebab, yang paling penting adalah melaporkan gempa tektonik dan vulkanik. "Mudah-mudaha segera diperbaiki, agar kerja kita bisa optimal kembali," ungkapnya.

Metrotvnews.com

Masjid Keramat Koto Tuo


Foto “Masjid Gedang” Nama Sebelum Masjid Keramat yang terbakar pada Tahun 1939


Masjid ini dibangun tahun 1896 M dengan lantai dari papan dan ijuk. Masjid ini tahun 1926 dipugar dengan mengganti lantai papan dengan semen dan atap dengan seng. Masjid dengan luas 27 x 27 M itu berdiri diatas tanah seluas 2.650 M2. berlokasi di desa Pulau Tengah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci. Keunikan masjid ini ialah menggunakan pasak kayu, selain itu masjid ini dianggap keramat karena pernah terjadi kebakaran besar yang menghanguskan bangunan disekitarnya namun bangunan masjid tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan apapun.




Foto Masjid Keramat Sekarang

Sky Aviation Terbang ke Kerinci Mulai Akhir April

Akhir April, perusahaan penerbangan Sky Aviation akan melayani penerbangan ke Kabupaten Kerinci setelah hampir satu tahun penerbangan ke kabupaten paling barat Provinsi Jambi itu terhenti.

Kepala Dinas Perhubungan kabupaten Kerinci Bambang Karyadi di Jambi, Rabu (6/4), mengatakan, dijadwalkan pada 25 April 2011 penerbangan dari Jambi ke Kerinci akan dibuka yang akan dilayani maskapai Sky Aviation.

"Tahap awal penerbangan dijadwalkan tiga kali seminggu, yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Selanjutnya kami melihat perkembangan dari jumlah penumpang," katanya.

Penerbangan yang akan melayani ke kabupaten paling barat Provinsi Jambi itu akan dilayani pesawat jenis Foker-50 atau berkapasitas 50 penumpang. Kehadiran penerbangan tersebut diharapkan dapat memperlancar dan menjadi sarana arus transportasi pilihan dari dan menuju Jambi selain transportasi darat.

Kerja sama yang dijalin dengan perusahaan penerbangan tersebut adalah bisnis murni atau tidak ada subsidi dari pemerintah setempat. Calon penumpang yang diharapkan selain pengusaha dan pejabat pemerintah setempat adalah wisatawan baik dalam dan luar negeri.

Mediaindonesia.com

Kamis, 07 April 2011

Perjuangan Berat Menggapai Sekepal `Tanah Surga` Kerinci

"Sekepal tanah surga yang tercampakkan ke bumi," begitu penyair legendaris asal Kerinci seangkatan legenda puisi Chairil Anwar, yakni Ghazali Burhan Riodja (alm) menyebut Kerinci.

Pesona tanah kelahiran Ghazali yakni "Sakti Alam Kerinci" (Kabupaten Kerinci) muncul dalam salah satu sajaknya yang terangkum dalam Antologi Batu Berlinang yang diterbitkan Dewan Kesenian Jambi 1999.

Julukan puitis itu memberi gambaran kepada publik pembaca karyanya tentang keelokan alam Kerinci yang tiada tara. Alamnya yang dilingkungi bukit perladangan kayu manis petani dan hamparan persawahan seperti permadani di dataran rendah, di penghujungnya Danau Kerinci yang jernih seperti kaca bengala, serta sungai-sungai berbatu berair deras yang berliku-liku menyusuri perkampungan demi perkampungan.

Tidaklah berlebihan, Ghazali menyanjung Kerinci sampai sedemikian. Alam Kerinci memang elok, sejuk, indah dan penuh kharisma dan daya tarik luar biasa yang bisa membius mata siapa saja yang sempat menyinggahinya.

Sekali sempat mengunjunginya, pasti terus berhasrat untuk kembali. Tak terkecuali apa yang dirasakan tujuh orang wartawan peserta press tour yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi 26-28 Oktober 2010.

Namun, beratnya perjuangan rombongan yang difasilitasi Asosiasi Indonesian Travel Agent (ASITA) untuk bisa mencapai daerah primadona kepariwisataan bagi Provinsi Jambi tersebut, akhirnya mengalahkan hasrat untuk kembali lagi ke negeri paling barat Provinsi Jambi tersebut.

"Kita selalu jujur, setiap wisatawan yang minta kita fasilitasi, mengakui akses jalan menuju Kerinci luar biasa buruknya, sehingga perjalanan untuk mencapainya harus memakan waktu sangat lama, sedikitnya 11-12 jam," kata Roy Mardianto, Sekretaris Asita Jambi.

Apa yang disampaikan Roy memang pengakuan yang amat jujur. Tim press tour Disbudpar Jambi kemudian membuktikannya sendiri. Ruas jalan satu-satunya menuju Kerinci yakni jalur Bangko-Kerinci hingga saat ini masih dalam kondisi yang amat parah. Perbaikan dan pelebaran yang menggantung ditinggalkan kontraktor makin memperparah perjalanan.

Jalanan berkerikil bercampur tanah merah membuat perjalanan tidak saja berat tapi juga berbahaya dan rentan mengundang celaka. Apalagi ruas jalan tersebut juga dilalui oleh kendaraan-kendaraan bus berbadan besar yang setiap hari pulang pergi membawa penumpang dari atau ke Kerinci.

"Buruknya infrastruktur jalan menjadi penyebab utama sulitnya mengangkat potensi wisata Kabupaten Kerinci hingga saat ini. Apalagi di musim penghujan seperti saat ini, bahaya longsor selalu mengancam sehingga membuat ciut nyali setiap wisatawan yang melintasi di ruas jalan ini," tutur Roy.

Perjalanan dua mobil roda empat milik sebuah travel di Jambi harus pontang-panting layaknya jip "offroad" guna menaklukkan kondisi fisik jalan yang amburadul tersebut. Untungnya kedua sopir yang ditugasi pihak agen sudah sangat berpengalaman, sehingga semua bentuk ancaman bahaya bisa dihindari dengan baik.

Tujuh orang wartawan yang menjadi penumpang berulangkali harus minta istirahat dan bahkan ada yang minta perjalanan dihentikan saja. Namun, dengan penuh kesambaran Roy berusaha meyakinkan bahwa di penghujung perjalanan nantinya keindahan alam Kerinci yang elok bak surga sudah menunggu.

Dengan perasaan was-was perjalanan itupun tetap dilanjutkan. Meskipun panik karena puas "diaduk-aduk" mobil yang lintang pukang menghindari jurang, tebing dan bebatuan gunung seukuran gajah yang banyak longsor serta pepohonan yang tumbang dan menutupi sebagian badan jalan, beruntung tak satupun dari rombongan kuli tinta tersebut yang mengalami mabuk kendaraan.

"Hanya satu harapan kita, ingin bertemu dan melihat langsung alam Kerinci yang katanya eksotis itu, dan hanya satu cara kita menguatkan hati, yakni dengan mencoba menikmati pemandangan pegunungan dan pebukitan yang dibalut rimba Taman Nasional Kerinci Seblat yang elok menakjubkan terhampar di kedua sisi jalan sepanjang perjalanan, keletihan dan kesusahan yang kita alami pun bisa sedikit tertasi," ungkap Rizal, reporter KBR 68.

Sepanjang perjalanan rombongan banyak mendapati tumpukan batu, pasir dan kerikil, serta kelompok-kelompok para pekerja yang berdiam di barak-barak sederhana.

Tumpukan batu dan kerikil itu adalah material pembangunan jalan, dan kelompok orang-orang itu para pekerja yang menunggu instruksi kapan pekerjaan akan dilanjutkan lagi setelah sekian lama tertunda sejak Pilakada Gubernur Jambi dua bulan lalu.

Proyek perbaikan dan pelebaran jalan berstatus jalan provinsi tersebut memang telah cukup lama terhenti, dan hingga kini belum diketahui apa penyebabnya dan kapan akan dilanjutkan lagi.

Hasan Basri Agus sebagai gubernur Jambi baru yang terpilih pada Pilkada Juni 2010 tampaknya belum bisa berbuat banyak untuk memperbaiki kerusakan jalan yang menjadi satu-satunya akses menuju Kerinci tersebut.

Saat membuka Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) Rabu (27/10), Hasan Basri Agus berharap pemerintah pusat bisa menggelontorkan dana melalui APBN untuk memperbaiki jalan negara menuju Kabupaten Kerinci.

Kerusakan jalan telah menghambat para wisatawan lokal dan mancanagera untuk berkunjung ke Kerinci yang kaya dengan objek wisata dengan alamnya yang berhawa sejuk.

"Kita harapkan pemerintah pusat bisa menganggarkan dana melalui APBN, agar jalan menju ke Kerinci dan Kota Sungaipenuh bisa segera diperbaiki, sehingga akan memudahkan wisatawan yang ingin melihat panorama alam Kerinci," katanya.

Kabupaten Kerinci berjarak sekitar 410 Km dari Kota Jambi, saat ini tengah menyelenggarakan kegiatan pariwisata "Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci" (FMPDK), sebagai bagian dari upaya menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kerinci dan Provinsi Jambi umumnya.

Namun kondisi jalan yang buruk, terhentinya angkutan udara menuju daerah itu menjadikan Festival Danau Kerinci yang menampilkan sejumlah atraksi kesenian dan budaya serta berbagai produk kerajinan dan makanan, sebagai sebuah pekerjaan yang sia-sia, kata sejumlah warga Kota Jambi.

"Saya sangat ingin menyaksikan Festival Danau sekaligus melancong ke Kerinci, tapi buruknya akses jalan, saya khawatir badan malah menjadi sakit," kata Ny Gustiana, warga Kotabaru, Kota Jambi.

Perbaikan infratrutur, terutama jalan tampaknya harus menjadi prioritas agar harapan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus akan ada investor yang berinvestasi di Kerinci untuk mengelola pariwisata Kerinci akan dapat direalisasikan.

Dengan demikian negeri berjuluk "Tanah surga yang tercampakkan ke bumi" itu benar-benar bisa terangkat potensi kepariwisataannya.

Kerinci Rancang Desa Wisata

Kabupaten Kerinci akan merancang desa agro wisata, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik dalam dan luar negeri. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci, Arlis Harun di Jambi, Jumat (18/3) mengatakan, selain kaya objek wisata alam, kabupaten Kerinci juga kaya dengan berbagai komoditas pertanian.

"Sejumlah kecamatan dan desa menghasilkan komoditas pertanian dan perkebunan yang bisa dijadikan kawasan agro wisata," katanya.

Ia mencontohkan, desa Pulau Tengah dengan hasil jeruknya, juga dikenal dengan jeruk pulau tengah, kecamatan Keliling Danau dengan produksi manggis, desa Lubuk Nagodang dengan dodol kentang dan desa Siulak Deras dengan minuman kulit manis.

Desa dan kecataman yang memprodukSI komoditas pertanian dan perkebunan olahan, itu bisa dijadikan sasaran kunjungan wisatawan saat datang ke Kerinci.

Di sela-sela mengunjungi berbagai objek wisata alam, wisatawan bisa singgah di daerah agro wisata tersebut. Lokasi desa atau kecamatan wisata agro itu juga terletak berdekatan atau melintasi objek wisata alam yang dituju, seperti jeruk pulau tengah dan manggis berada di sisi Danau Kerinci.

Selanjutnya untuk menikmati dodol kentang dan minuman dari kulit manis, wisatawan bisa melintasi usau berkunjung di objek wisata Air panas Semurup menuju objek wisata perkebunan teh Kayu Aro dan air terjun Telun Berasap.

Letak desa dan kecamatan agro wisata itu sangat strategis berada di sisi danau dan di jalan antara objek wisata satu dengan yang lainnya yang bisa dilewati sekali jalan.

Bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, pembentukan dan pengembangan daerah agro wisata itu terus dilakukan, termasuk sentra kerajinan masyarakat, kata Arlis Harun.

Kerinci surga wisata dunia

Pesona Danau Gunung Tujuh yang terletak pada ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Kerinci, Jambi. Danau Gunung Tujuh merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara.

KERINCI, di perbatasan Jambi dan Sumatera Barat, bisa dibilang surga dunia wisata. Kawasan ini tak saja memiliki banyak pesona alam dan budaya, tetapi semuanya hadir bersama: gunung, danau, air terjun, kebun teh, hutan taman nasional, peninggalan bersejarah, dan seni tradisional.

Mari kita daki Bukit Kayangan, satu kawasan puncak di Sungai Penuh, pusat kota kabupaten yang telah dimekarkan dan berjarak 10 kilometer dari pusat kota.

Memandang ke arah barat, pepohonan rimbun memenuhi gugusan Bukit Barisan. Berpaling ke timur, Kota Sungai Penuh terhampar di sebuah lembah bepermukiman padat. Tampak pula Danau Kerinci dengan airnya yang kebiruan.

Di puncak bukit itu kita bisa merasakan udara dingin yang segar. Kabut dengan cepat menyelimuti seluruh pemandangan. Bak berada dalam dunia mimpi. ”Bukit ini jadi favorit wisatawan yang ingin menikmati seluruh kawasan Kerinci dari kejauhan,” papar Sofa, warga Sungai Penuh, awal Mei lalu.

Turun dari Bukit Kayangan, kita bisa menuju Kayu Aro, sentra pertanian hortikultura dan perkebunan teh di kaki Gunung Kerinci. Hamparan kebun teh tua membentuk petak-petak seperti motif beludru. Tak hanya menawan, kebun ini juga punya banyak keunikan.

Didirikan Belanda tahun 1928, Kebun Teh Kajoe Aro menjadi satu hamparan teh terluas di dunia, 2.624 hektar, yang mencakup 29 desa. ”Teh Kajoe Aro menjadi langganan para bangsawan di Eropa,” kata Saiful Kholik Tanjung, Asisten Kepala Perkebunan Teh PTPN VI di Kayu Aro.

Di atas beludru hijau itu, Gunung Kerinci terlihat gagah. Menjulang setinggi 3.805 meter di atas permukaan laut. Ini adalah gunung vulkanik tertinggi di Sumatera. Tak jauh dari kawasan ini terdapat Danau Gunung Tujuh pada ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut, sebagai danau vulkanik tertinggi di Asia Tenggara. Indahnya....

Kerinci terasa semakin sempurna ketika kita mengetahui bahwa daerah itu juga kaya akan seni dan budaya tradisional, terutama tari dan lagu, yang rutin digelar pada Festival Danau Kerinci di pelataran danau. Selain itu, ada pula sejumlah batu besar peninggalan zaman megalitik pada awal Masehi, Danau Kaca, Rawa Bento, Air Terjun Telung Berasap, dan Air Panas Sumurup.

Daftar wisata alam di Kerinci sekitar 20 obyek. Semuanya punya pesona kuat karena umumnya masih perawan alias terpelihara dengan baik.

Saking indah dan lengkapnya pesona alam di kawasan ini, muncul sebutan yang agak bombastis: Kerinci bagaikan sekepal tanah surga di dunia.

”Pokoknya, jangan mati sebelum ke Kerinci,” demikian pesan Bustomi (45), warga Gunung Tujuh, Kerinci.

Akses sulit

Sayangnya, berbagai potensi alam itu tak didukung infrastruktur memadai. Sarana pendukung seperti jalan raya, angkutan umum, dan penginapan kurang menunjang. Ini problem klasik yang menimpa banyak pengembangan wisata di Tanah Air. Soal akses jalan raya bisa menjadi masalah serius.

Kerinci saat ini bisa diakses dari tiga lokasi, yaitu dari Tapan dan Solok Selatan, Sumatera Barat, serta Bangko, Jambi. Di antara ketiga akses itu, hanya jalan dari Solok Selatan menuju Sungai Penuh yang kondisinya baik, walaupun berkelok-kelok. Sementara, dari Tapan dan Bangko, jalannya hancur-hancuran.

Jalan dari Kota Bangko menuju Kerinci sepanjang 60-an kilometer sudah lama rusak. Begitu pula ruas dari Tapan menuju Sungai Penuh. Lubang besar, aspal terkelupas dan retak-retak sangat mengganggu perjalanan.

Beberapa titik di jalanan yang berkelok-kelok di atas bukit itu juga longsor. Saat hujan deras, longsoran kerap menyelimuti badan jalan. Kendaraan sulit melintas, bahkan jika melintas bisa tertimbun reruntuhan tanah merah.

”Jalan di sini deg-degan terus. Takut tergelincir masuk jurang atau terkena runtuhan longsoran,” ujar Faisal, pengunjung dari Jakarta.

Sebenarnya ada juga transportasi udara, dari Bandar Udara Depati Parbo di Sungai Penuh. Setelah hampir tiga tahun ditutup, bandara itu belakangan ini beroperasi kembali.

Perjalanan udara dari Kota Jambi ke Kerinci dapat ditempuh satu jam saja. Namun, frekuensi penerbangannya rendah. Sebulan terakhir ini satu-satunya maskapai penerbangan dari Jambi menuju Kerinci, Riau Airlines, bahkan tidak lagi beroperasi, dari semula dua kali seminggu.

Transportasi umum lainnya juga minim. Untuk menempuh perjalanan darat selama 10-12 jam dari Jambi ke Kerinci hanya tersedia sejumlah minibus dan bus ekonomi. Tingkat kenyamanannya jauh dari memadai.

Hotel yang berfasilitas baik masih terbatas. Tapi, di Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, ada sejumlah rumah warga yang dijadikan home stay. Tamu bisa menginap di sana sambil larut dalam kehidupan warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani sayur.

Lemahnya infrastruktur membuat pesona alam Kerinci menjadi terabaikan, bahkan seperti terisolasi. Akibatnya, Kerinci belum menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan domestik, apalagi mancanegara.

Minggu, 03 April 2011

Bikin Jatuh Hati Ratu Belanda dan Inggris

TRIBUNJAMBI.COM-Berada di kawasan dataran tinggi Pulau Sumatera, perkebunan Teh Kayu Aro mampu menghasilkan teh dengan kualitas terbaik di dunia. Orang Eropa dan negara-negara kaya di dunia sangat menyukai teh ini.

Teh Kayu Aro. Tidak banyak masyarakat Indonesia yang bisa menikmati teh kualitas terbaik di dunia tersebut. Sebab, produksi grade 1 dari perkebunan Teh Kayu Aro, hanya dipasarkan di negara-negara Eropa, dan di beberapa negara kaya lainnya.

Sementara di Indonesia sendiri, yang dipasarkan hanyalah produk campuran antara grade 1, 2 dan 3. Itupun dikemas dalam merek lain yang sudah dicampur dengan berbagai adonan, mulai dari aroma melati sampai aroma buah-buahan.

Ada beberapa merek teh di Indonesia yang menggunakan Teh Kayu Aro sebagai penyedap dan campuran teh mereka. "Biasanya Teh Kayu Aro dijadikan bumbu teh lain, karena aromanya yang khas," ujar Manager Perkebunan Teh Kayu Aro, Zainal Prayitno, kepada Tribun, Sabtu (26/3).n.

Menurutnya, sejak dibuka pada tahun 1925 oleh perusahaan Belanda yaitu NVHVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam), mulai dilakukan penanaman pertama pada tahun 1929 dan mendirikan pabrik teh pada tahun 1932.

Perkebunan ini merupakan hamparan perkebunan teh terluas di dunia yang memiliki luas lahan 2.624,69 hektare, dengan lahan perkebunan terendah berada di ketinggian 1.400 Mdpl, dan lahan tertinggi berada di ketinggian 1.700 Mdpl, sehingga Teh Kayu Aro menjadi minuman kegemaran keluarga kerajaan-kerajaan yang ada di Eropa.

Di Negeri Kincir Angin, Belanda, misalnya, dimulai dari generasi Ratu Wilhelmina, yang berkuasa pada saat Belanda menjajah Indonesia, sampai ke keturunannya seperti Ratu Yulyana, dan Ratu Betris yang berkuasa saat ini. Mereka sangat menggemari teh yang dihasilkan dari perkebunan Kayu Aro ini. Mereka tidak mau minum teh jika bukan Teh Kayu Aro.

Selain itu, Teh Kayu Aro juga menjadi minuman kegemaran keluarga kerajaan Inggris, dan beberapa negara maju lainnya, seperti Jerman, negara-negara pecahan Uni Soviet, dan sebagian negara Arab.

Dalam satu hari, rata-rata perkebunan Teh Kayu Aro di Kerinci mampu menghasilkan 80 ton daun basah. "Pengolahan Teh Kayu Aro, sejak zaman Belanda tidak pernah berubah, meskipun sudah berumur ratusan tahun, namun mesin pengolah peninggalan Belanda masih dipertahankan. Pengolahan ini secara tradisional dan tanpa pewarna dan bahan pengawet," katanya.

Selain itu, perkebunan teh ini juga menyediakan lapangan kerja bagi warga, yakni dengan mempekerjakan 1.764 orang karyawan. "Aktivitas pengolahan teh berlangsung selama 22 jam, dengan proses paling lama adalah proses pelayuan, yakni membutuhkan waktu hingga 18 jam," tandasnya. (edi januar)

Sumber: http://jambi.tribunnews.com/

Beras Unggul Kerinci Rambah Pasar Luar Sumatra

Dua beras unggulan yang sudah dipatenkan Pemerintah Kabupaten Kerinci, Jambi, yakni Beras 'Payo' dan beras 'Gadis Kincai' pemasarannya kini sudah merambah luar Sumatra.

Kabag Humas Kabupaten Kerinci, Julizarman di Jambi, Minggu (27/3), mengatakan, mengatakan dua jenis beras unggulan itu, khususnya beras Payo sudah lama dikenal masyarakat luar Kabupaten Kerinci, hingga ke Pulau Jawa.

"Nama beras Payo sudah lama dikenal, namun belum dipatenkan dan disebutkan daerah asalnya, dan kini melalui Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Jambi beras tersebut sudah dipatenkan," katanya.

Ia menyebutkan, khusus beras Payo merupakan varietas unggul dengan masa tanam atau panen satu kali setahun, masyarakat Kerinci menyebutnya padi tinggi.

Beras payo memiliki ciri panjang, putih dan wangi, dan beras itu sudah cukup dikenal dan disenangi kalangan masyarakat di luar kabupaten Kerinci.

Beras unggulan dan racikan yang dipatenkan yakni beras Gadis Kincai, juga dari varietas unggulan yang pemasarannya juga sudah merambah kota dan kabupaten tetangga.

Dua jenis beras yang dipatenkan itu juga menyamai kota dan kabupaten lain di Provinsi Jambi yang juga melakukan hal sama untuk mengenalkan produk unggulan dari daerahnya masing-masing.

Kabupaten Kerinci wialayah paling barat Provinsi Jambi merupakan daerah subur berada di kelilingi Bukit Barisan dan kawasan taman nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Sebagai salah satu daerah lumbung padi di Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci tidak mengenal musim tanam dan musim panen, karena secara silih berganti tiap daerah selalu menanam dan memanen secara bersamaan.

"Sistim pengairan yang baik membuat petani di Kabupaten Kerinci tidak mengenal musim atau cuaca, mereka bisa menanam dan memanen kapan saja," kata Julizarman.

Kerinci Ikuti Festival Gendang Asia Tenggara

JAMBI--MICOM: Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Kerinci akan menampilkan kesenian tradisi Kerinci khas dalam bentuk midle di arena Festival Gendang Asia Tenggara di Malaka, Malaysia, awal April 2011.

"Kami akan menampilkan hampir semua bentuk seni tradisi khas yang menjadi ikon seni budaya Kerinci selama ini dalam bentuk midle atau kolaborasi, "kata Kadisbudparpora Kerinci Arlis Harun di Kerinci, Minggu (27/3).

Seni yang ditampilkan dalam midle tersebut adalah kesenian Sike (Seni rampak gendang islami khas Kerinci), Rangguk (seni tari dengan musik marakas khas Kerinci), Asyek (tari tradisi magis dan pengobatan).

Juga seni Tale (seni senandung khas Kerinci), Tambur Kerinci (rampak gendang tambur khas Kerinci), Palahhojanin (seni bersyalawat khas Kerinci), dan Kasidah Rabana.

Pertunjukan midle tersebut digarap oleh tiga komposer-koreografer yakni Sabriana, Eva, dan Risanti.

Saat ini secara teknis persiapannya sudah 100 persen. Seluruh anggota tim panggung berjumlah 25 pemain telah siap bertarung di panggung internasional Malaka pada 8 hingga 14 April mendatang.

Jumat, 01 April 2011

Ada indikasi Malaysia melirik budaya Kerinci untuk diambil

Budaya Kerinci Diincar Malaysia ? “Saya melihat ada gelagat tidak tulus dari berbagai kepedulian terhadap pemeliharaan Kebudayaan Kerinci yang dilakukan Pemerintah Diraja Malaysia belakangan ini. Boleh saja kita katakan mereka saat ini tengah mengincar kebudayaan dan sko Kerinci untuk diklaim,” kata budayawan Jambi asal Kerinci, Nukman SS, saat dihubungi di Jambi, Minggu (27/3/2011).

Budayawan Jambi asal Kerinci, Nukman SS, mengatakan, kebudayaan dan sko (sistem matrilineal dalam upacara adat Kerinci) saat ini ibarat “gadis cantik” yang tengah diincar oleh asing, khususnya oleh Pemerintah Diraja Malaysia.

Gelagat itu, tambah Nukman, sebenarnya sudah terbaca jauh-jauh hari ketika semenjak awal 1990-an, peneliti-peneliti dari Malaysia mulai berdatangan dan didatangkan ke Kerinci membawa misi riset budaya. Hingga saat ini, Kerinci masih menjadi obyek riset budaya yang dominan oleh para peneliti negeri jiran tersebut.

“Di samping itu, perhatian lebih yang diperlihatkan Pemerintah Diraja Malaysia belakangan ini terhadap Kerinci terkesan ada niatan terselubung yang mesti diwaspadai pemkab dan masyarakat Kerinci,” ujar Nukman.

Malaysia, imbuhnya, jelas-jelas sudah terlihat tengah mengincar sko atau produk-produk budaya warisan leluhur masyarakat Kerinci untuk nantinya mereka klaim sebagai budaya negeri mereka. Menurutnya, semua pihak perlu mewaspadai gelagat itu, jangan sampai terlena oleh manuver perhatian berlebihan dan iming-iming Pemerintah Malaysia.

Asumsi tersebut, tambahnya, tidak saja dari dugaan semata. Hal ini terasa lebih jika menilik berbagai kasus pengklaiman kebudayaan Indonesia oleh negeri jiran tersebut sebelum ini. Kesemua klaim yang pernah mereka lakukan antara lain atas kebudayaan batik, reog, rendang, lagu “Rasa Sayange”, lagu “Injit-injit Semut”, angklung, dan tari pendet.

Semua klaim tersebut nyata-nyata telah memunculkan protes keras dari pemerintah dan masyarakat Tanah Air karena semua yang diklaim itu adalah budaya-budaya Indonesia yang populer di mata dunia dan diakui keberadaannya sebagai kebudayaan RI oleh Unesco. Namun, sebagai negara serumpun yang memiliki akar kultural yang sama, Indonesia tetap menjadi incaran mereka dalam membangun identitas kebudayaan negaranya.

Oleh karena itulah, mereka mulai meramu rencana dan strategi baru guna mencari cara yang aman dari protes masyarakat RI dan dunia. Salah satu caranya adalah dengan mencari negeri lain di Indonesia yang tidak terlalu populer keberadaannya, kurang diperhatikan atau dipedulikan pemerintahnya, tetapi kaya tradisi dan budaya asli.

Tentu saja negeri yang dipilih adalah negeri yang dinilai memiliki kisah kedekatan dengan mereka, baik secara kultural, maupun historis.

Para peneliti akan didatangkan dan berdatangan ke negeri tersebut dengan dalih melakukan riset. Semua itu adalah cara mereka untuk mengumpulkan atau mendata kekayaan tradisi masyarakat bersangkutan.

Langkah berikutnya, mereka akan memulai tahap pendekatan seperti salah satunya memfasilitasi berbagai fasilitas dan keperluan pengembangan kebudayaan masyarakat di negeri tersebut. Contohnya, mereka akan memberikan berbagai macam hadiah dan hibah, mulai dari bantuan bangunan fisik seperti museum, bantuan hibah finansial, pengiriman cendera mata persahabatan kepada kepala daerah bersangkutan.

Lalu berikutnya bisa dipastikan bahwa mereka akan menyusul dengan pemberian atau penobatan gelar kebangsawanan kepada tokoh di negeri tersebut secara langsung oleh Raja yang Dipertuan Agung, bisa juga dari raja-raja di negara bagiannya, bahkan dari pemerintahnya.

Setelah itu, mereka akan mencoba merancang dan merekayasa rangkaian hubungan silsilah kekerabatan sosial, kultural dan historis dengan negeri tersebut dengan Malaysia, berdasarkan berbagai temuan data dan fakta riset yang telah didapatkan para peneliti yang mereka kirim sebelum-sebelumnya.

Mereka kemudian akan memulai tahap akhir yang diawali dengan kampanye tentang rekayasa yang telah mereka susun tersebut kepada publik sehingga asumsi masyarakat bergeser kepada mereka. Sebagai pemungkasnya, mereka akan mengklaim produk budaya negeri bersangkutan yang telah mereka kumpulkan dan teliti tersebut menjadi hak milik negara mereka.

“Kerinci adalah negeri baru yang mereka incar tersebut. Alasannya, Kerinci yang memiliki banyak kebudayaan asli dan masih murni hingga kini tersebut masih terbilang negeri yang masih sangat lugu dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya pemerintah pusat, dibandingkan daerah-daerah pariwisata lainnya,” beber Nukman.

Terciumnya jejak sejarah kekerabatan masyarakat Kerinci dengan Malaysia telah dimulai dengan banyaknya warga Kerinci yang jadi perantauan di Malaysia. Hal ini sudah berlangsung dari zaman nenek moyang mereka dulu.

“Karena itulah, langkah pendekatan mereka kini sudah lebih meningkat ke tahap lanjutan, yakni dengan memulai menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada Kerinci. Indikasinya adalah hadiah atau hibah bangunan Museum Kebudayaan Kerinci yang dibangun di Malaka, khusus untuk menampung kebudayaan masyarakat Kerinci. Bupati Kerinci telah diundang Diraja Malaysia untuk meresmikan keberadaan museum tersebut pada April mendatang,” ungkap Nukman.

Nanti, tambahnya, keberadaan museum tersebut membuka peluang bagi mereka untuk secara aman menarik atau memindahkan keberadaan sko-sko dari Umah Gdang, rumah adat penyimpanan sko desa-desa di Kerinci, yang sebelumnya sangat tertutup dan dijaga dengan sangat ketat oleh pkaum. Berikutnya, tambahnya, bisa dilihat pada saat momentum ketika pihak pemerintah dan atau Diraja Malaysia akan memberikan cindera mata atau bahkan mungkin akan menganugerahkan gelar kebangsawanan kepada Bupati seperti langkah ketiga, untuk menyanjung sekaligus mengikat Kerinci.

Saat itu juga dipastikan akan mulai dikampanyekan mengenai bagaimana hubungan kedekatan dan kekerabatan Malaysia-Kerinci sehingga pejabat daerah Kerinci merasa sangat tersanjung dan merasa mendapat apresiasi yang selama ini tidak mereka dapatkan dari Pemerintah RI.

“Itulah strategi menuju invasi pengklaiman yang akhirnya akan mereka lakukan. Gelagat itu sudah jelas terbaca. Pasalnya, hal serupa juga sudah sering mereka lakukan tehadap daerah-daerah lain sebagai cara awal pra-pengklaiman terjadi, seperti terhadap Pemerintah Sumbar, Aceh, Sumsel, Riau, dan terakhir Jambi,” sebut Nukman.

Namun, selama mereka gagal karena kuatnya proteksi kebudayaan oleh sistematika adat daerah bersangkutan, tidak ada celah bagi mereka untuk melakukan klaim. Beberapa kebudayaan memang berhasil mereka klaim, seperti motif songket Pucuk Rebung Riau yang berhasil mereka curi dan terjemahkan dalam bentuk bangunan, yakni kubah Menara Kembar tertinggi di dunia yang kini menjadi ikon Malaysia.

“Sementara itu, beberapa bentuk kebudayaan lainnya termasuk rendang dari Padang, gagal mereka klaim. Khusus untuk invasi tahap kedua yang obyeknya adalah Kerinci, sepertinya mereka berpeluang besar untuk berhasil mendapatkan klaim baru terhadap beberap sko asli masyarakat Kerinci, khususnya terhadap naskah-naskah kuno Kerinci,” kata Nukman.

Oleh karena itulah, ia mengingatkan pemkab dan masyarakat Kerinci untuk mewaspadai berbagai iming-iming berbuntut tipu daya yang ditunjukkan Malaysia.

“Jangan sampai nantinya ditemukan produk budaya asli masyarakat Kerinci yang berpindah tangan ke negeri jiran yang mungkin saja jadi ikon kebudayaan mereka yang baru. Pemerintah pusat melalui Kemenbudpar juga harus turut membantu memantau gelagat tersebut. Bahkan, Budpar wajib membantu masyarakat Kerinci melestarikan dan mengembangkan kebudayaannya sehingga terproteksi dari klaim negara lain yang mengancam,” tandasnya.

Minggu, 13 Maret 2011

Wisata Pancaro Rayo

Pancaro Rayo merupakan salah objek wisata Kabupaten Kerinci yang terletak di Pulau Tengah tepatnya di Desa Koto Tuo yang berjarak ±17 km dari kota Sungai Penuh. Air Terjun tersebut adalah air terjun tertinggi di Kabupaten Kerinci yaitu + 180 m. Untuk mencapai lokasi tersebut, harus berjalan kaki dari Pulau Tengah dengan medan yang agak berat. Objek wisata tersebut sangat cocok bagi para wisatawan yang memiliki jiwa petualang.
Oleh karena itu, peran masyarakat dan pemerintah setempat sangat diperlukan dalam menjaga dan mempertahankan keberadaannya. Tapi keberadaannya sering tidak dimanfaatkan dengan lebih baik, padahal Pancaro Rayo merupakan salah satu pemasukan atau income untuk desa Pulau Tengah. Dilihat dari pengunjung yang datang mengunjungi Pancaro Rayo setiap Minggu dan Hari libur bisa mencapai hingga ratusan orang.

Air Panas Semurup

Obyek wisata Air panas Semurup ini terletak di Desa Air Panas Baru Kecamatan Air Hangat,berjarak kira-kira 11 Km dari Kota Sungai Penuh,ibukota kab Kerinci. Air Panas yang keluar dari perut bumi merupakan hasil kegiatan vulkanik, dengan luas permukaan ± 15 m2 membentuk sebuah kolam kecil yang selalu mengepulkan asap.

jika wisatawan berkunjung ke obyek wisata air panas Semurup ini,wisatawan dapat melakukan beberapa kegiatan diantaranya, merebus telor atau pisang dengan air panas yang mendidih dengan cara memasukkan telur atau pisang tersebut kedalam jaring dan di celupkan ke dalam air yang mendidih tersebut tetapi harus hati-hati jangan sampai kecebur,bisa fatal akibatnya. Disamping itu, ada juga fasilitas kamar mandi yang di gunakan untuk berendam,guna penyembuhan beberapa penyakit,seperti penyakit kulit dan remautik ( Health Tourism ). Tidak jauh dari obyek utama terdapat pula sumber air panas yang unik yang juga ramai dikunjungi oleh wisatawan
Nah berkunjunglah ke Air Panas Semurup.

Air Terjun Tujuh Tingkat


Bagi wisatawan yang menyukai kegiatan cros country atau wisata alam, objek wisata ini merupakan tempat yang cocok untuk kegiatan itu. Untuk mencapai objek wisata, wisatawan harus melewati hutan produksi kayu manis dan hutan lindung.

Seperti namanya obyek wisata memiliki air terjun tujuh tingkat. Air terjun tujuh tingkat pertama tingginya lebih kurang 6 m yang merupakan air sungai yang jatuh pada tebing terjal. Menyusuri sungai ini ke arah hulu akan ditemui pula air terjun tingkat kedua yang tingginya 50 m dan air yang jatuh seperti butir-butir uap air. Seterusnya pendakian dapt dilakukan sampai ketingkat ketujuh melalui hutan lindungyang banyak terdapat tumbuhan-tumbuhan hutan manau. Bagi petualang pemula cukup sampai ke air terjun tingkat kedua.

Desa Koto Tebu Tinggi atau Desa Mukai Tinggi Kecamatan Gunung Kerinvi merupakan tempat permulaan perjalanan ke air terjun tingkat ini. Untuk mencapai kedua desa tersebut harus menempuh perjalanan jauh lebih kurang 16 km dari Kota Sungai Penuh dengan kendaraan Bus.

Bukit Kayangan


keindahan Bukit Kayangan telah membuat politikus Amien Rais yang pernah mengunjunginya berdecak kagum. Berada di atas bukit setinggi 2.000 meter dari permukaan laut (dpl) tersebut pemandangan begitu menakjubkan sehingga membuat pikiran dipenuhi khayalan.Berbekal papan lalu lintas penunjuk arah, kami kemudian melintasi Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, yang masih lengang dan sejuk di pagi hari, akhir pekan lalu. Tidak sampai lima menit, kami melewati jalan Desa Sungai Jernih. Itulah jalur menuju Bukit Kayangan.

Jarak antara Kota Sungai Penuh dan Bukit Kayangan hanya sekitar 10 kilometer. Akan tetapi, kerusakan badan jalan yang terjadi pada sepanjang jalan menanjak tersebut membuat kendaraan yang kami tumpangi hanya mampu merayap menembus hutan pinus khas Kerinci yang dilengkapi dengan deretan tanaman anggrek tanah yang tengah berbunga putih keunguan.

”Jalan ini sebenarnya sudah diperbaiki dua tahun lalu. Tapi, hanya dalam waktu enam bulan, jalan sudah rusak lagi. Kontraktornya malah sekarang ditahan karena kasus dugaan korupsi pembangunan jalan ini,” kata Sofa, warga Sungai Penuh yang menemani perjalanan.

Menurut Sofa, masyarakat Sungai Penuh begitu bangga. Bukit Kayangan dianggap sebagai aset wisata andalan kota tersebut. Karena itulah, setiap ada tamu atau wisatawan berkunjung ke wilayah tersebut, Bukit Kayangan selalu ditawarkan untuk dikunjungi. Selain jaraknya yang dekat untuk ditempuh, karena berada di dalam kota, keindahan alam dari puncak bukit tersebut sudah diakui banyak orang.

Setelah melewati jalan rusak dan tikungan berliku, kami pun sampai di puncak Bukit Kayangan. Dari situ, pemandangan terlihat sangat luas dan jauh.

Keindahan panorama

Memandang ke arah barat akan tampak hamparan pohon-pohon besar nan rimbun, pada bukit-bukit yang merupakan gugusan Bukit Barisan. Pada sejumlah bagian puncak bukit, hamparan pinus juga menarik untuk dinikmati.

Sementara itu, ke arah timur, tampak hamparan Kota Sungai Penuh yang dipadati permukiman. Kami pun dapat melihat Danau Kerinci dari kejauhan.

Di puncak bukit yang penuh dengan keindahan, ditambah udara yang cukup dingin, membuat pikiran menjadi segar. Namun, keindahan itu tidak lama kami nikmati karena hanya selang lima menit kemudian kabut dengan cepatnya menutupi seluruh keindahan di bawah bukit.

Danau Gunung Tujuh


Kondisi alamnya yang masih perawan dan asri, menjadikan Danau Gunung Tujuh sebagai objek wisata paling favorit di Kabupaten Kerinci dan sekitarnya. Sementara, letaknya yang berada pada ketinggian 1.996 meter dpl, menjadikan danau ini sebagai danau tertinggi di Asia Tenggara. Meski keringat bercucuran, serombongan pelajar dari sebuah sekolah di Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, terlihat ceria. Dengan penuh semangat, mereka terus melangkahkan kaki melanjutkan pendakian. Sesekali rombongan yang dipimpin oleh salah seorang guru mereka itu beristirahat sejenak untuk memulihkan stamina.

Begitulah suasana di kawasan Gunung Kerinci pada musim liburan sekolah beberapa waktu lalu. Banyak rombongan pelajar yang memilih mengisi liburan dengan melakukan pendakian ke puncak Gunung Kerinci yang merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia.

Bagi para pendaki, melakukan pendakian ke Gunung Kerinci dengan puncaknya di ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (dpl) mcmang melelahkan, tapi sekaligus juga menjadi tantangan. Meski terlihat begitu dekat dari salah satu punggung Gunung Tujuh, jalan menuju puncak Gunung Kerinci lumayan berliku. Kemiringan jalur pendakian berupa jalan setapak yang menanjak yang mencapai 50-60 derajat sangat menguras stamina.
Namun, rasa lelah itu seakan lenyap ketika tiba di lokasi tujuan wisata yang ada di kawasan Gunung Tujuh, yakni sebuah danau yang disebut Danau Gunung Tujuh. Selain alamnya yang asri, panorama di danau yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini demikian indah.

Selain melakukan pendakian, tidak sedikit pengunjung yang datang hanya untuk menikmati suasana alami di kaki gunung. Setiap akhir pekan, banyak pendaki amatiran (baca: wisatawan, red) yang naik ke Danau Gunung Tujuh. Mereka tidak hanya berasal dari Kerinci, melainkan juga wisatawan yang datang dari luar daerah. Tidak heran jika setiap hari Sabtu-Minggu, banyak tenda-tenda kemah yang berdiri di sekitar pos jaga. Obyek wisata ini bcrjarak lebih kurang 51 km dari Sungai Penuh, ibukota Kabupaten Kerinci.
Tertinggi di Asteng

Secara ilmiah, Danau Gunung Tujuh merupakan danau vulkanik yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi di masa lampau. Memiliki ukuran panjang sekitar 4,5 km dan lebar 3 km, danau yang berada di ketinggian 1.996 meter dpl ini merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara.

Bagi pencinta wisata alam sekaligus petualangan, Danau Gunung Tujuh merupakan objek wisata favorit di Jambi dan sekitarnya. Selain panorama alamnya yang indah, danau ini dikelilingi oleh enam gunung, yaitu Gunung Hulu Tebo dengan ketinggian 2.525 meter dpl, Gunung Hulu Sangir (2.330 meter dpl), Gunung Mandura Besi (2.418 meter dpl), Gunung Selasih (2.230 meter dpl), Gunung Jar Panggang (2.469 meter dpl), dan Gunung Tujuh (2.732 meter dpl) yang puncaknya paling tinggi.
Bukan cuma itu, sebagai kawasan yang menjadi salah satu sentra keanekaragaman hayati, Danau Gunung Tujuh juga sering dikunjungi para pencinta dan peneliti flora dan fauna. Di kawasan ini hidup berbagai jenis satwa khas TNKS seperti harimau
sumatera (Panthers tigru surnatrensis), siamang, beruang madu, babi hutan, tapir, bcrmacam burung, dan berbagai jenis kupu-kupu. Tumbuhan yang hidup di kawasan ini pun beragam dengan primadona berbagai jenis anggrek alam dan bunga kantong semar.

Panorama alam menawan lain yang dapat dinikmati di kawasan ini adalah Air Terjun Gunung Tujuh. Air terjun dengan ketinggian puluhan meter itu bersumber dari Danau Gunung Tujuh. Pengunjung yang ingin mencapai air terjun ini bisa melalui jalur setapak tidak jauh dari bekas wisma peristirahatan di dekat pos jaga di kaki gunung.

Ada beberapa alternatif jalur pendakian ke Danau Gunung Tujuh. Salah satunya dan paling banyak ditempuh adalah melalui gerbang Pos TNKS di Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci. Di desa berketinggian 1.600 meter dpl itu udara terasa dingin, terlebih lagi karena angin selalu bertiup kencang. Sehingga pengunjung disarankan untuk membawa jaket atau baju tebal.

Sebagaimana daerah pegunungan pada umumnya, pada malam hari, suhu udara di sekitar pos pendakian ini terasa sangat dingin. Tanpa mengenakan jaket tebal, kaus kaki, dan selimut tebal, jangan harap bisa tidur nyenyak karena dinginnya udara. Angin dingin yang bertiup terasa menusuk tulang.
Bagi pengunjung yang hendak mendaki ke Danau Gunung Tujuh lebih pagi, bisa memanfaatkan rumah penduduk di sekitar pos. Rumah tinggal yang sekaligus menjadi homestay tersebut bisa dipesan sebelum hari kedatangan, atau pada hari kedatangan itu juga jika kebetulan tidak ada pengunjung yang menginap. Selain di sekitar pos, pengunjung pula bisa menginap di beberapa homestay di Desa Kersik Tuo yang terletak beberapa kilometer dari Pelompek.

Dengan segala keindahan alam yang disimpannya, kawasan Danau Gunung Tujuh terlihat masih utuh dan lestari, karena belum terusik tangan-tangan jahil. Kondisi ini tak lepas dari pesan pihak Balai TNKS yang senantiasa mengingatkan pengunjung agar tidak mengambil, menangkap, atau membawa keanekaragaman hayati yang dimiliki kawasan ini.
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...