Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Jumat, 08 April 2011

Sistem Pemantau Gunung Kerinci Tak Maksimal

Sistem pemantauan Gunung Kerinci rusak akibat cuaca buruk di Kabupaten Kerinci, beberapa hari terakhir. Petugas pos pemantau gunung api Kerinci tidak bisa memberikan laporan yang akurat kepada masyarakat tentang perkembangan aktivitas gunung api tertinggi di Sumatra tersebut. Demikian diungkapkan petugas Pos Pemantau Gunung Api Kerinci, Heri Prasetyo ketika dihubungi dari Jambi, Senin (4/4).

Menurut dia, sejak empat hari lalu, petugas pos pemantau di Kayu Aro tidak bisa membaca data aktivitas gunung secara akurat. Terpaan angin kencang membuat alat rekam seismik yang diletakkan di sekitar kawasan Gunung Kerinci, tidak bisa bekerja maksimal.

Heri menjelaskan angin kencang sejak empat hari lalu mempengaruhi sistem kerja seismograf atau alat pemantau aktivitas gunung. Alat bergoyang akibat terpaan angin. Akibatnya, alat baca seismik menunjukkan amax atau amplitudo yang tidak biasa.

"Dari empat hari lalu, seismograf tidak berfungsi maksimal karena gangguan angin kencang. Jadi kami tidak bisa melaporkan perkembangan aktivitas Gunung Kerinci secara akurat," jelasnya.

Sejak terganggu angin kencang, data yang terbaca oleh seismograf menunjukkan Gunung Kerinci seperti berstatus awas. Padahal, tidak demikian. Sejak 29 Maret lalu, data aktivitas Gunung Kerinci yang bisa dibaca hanya gempa embusan, sementara gempa vulkanik dan tektonik tidak bisa terekam oleh seismograf.

Meski demikian, Heri mengatakan, status Gunung Kerinci sampai saat ini masih waspada. Aktivitas gempa vulkanik terakhir tercatat terjadi pada 29 Maret 2011 dengan panjang amax 12 hingga 14 milimeter dan lama gempa 11-15 detik.

Dia berharap agar kerusakan bisa diperbaiki secepat mungkin. Sebab, yang paling penting adalah melaporkan gempa tektonik dan vulkanik. "Mudah-mudaha segera diperbaiki, agar kerja kita bisa optimal kembali," ungkapnya.

Metrotvnews.com

Masjid Keramat Koto Tuo


Foto “Masjid Gedang” Nama Sebelum Masjid Keramat yang terbakar pada Tahun 1939


Masjid ini dibangun tahun 1896 M dengan lantai dari papan dan ijuk. Masjid ini tahun 1926 dipugar dengan mengganti lantai papan dengan semen dan atap dengan seng. Masjid dengan luas 27 x 27 M itu berdiri diatas tanah seluas 2.650 M2. berlokasi di desa Pulau Tengah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci. Keunikan masjid ini ialah menggunakan pasak kayu, selain itu masjid ini dianggap keramat karena pernah terjadi kebakaran besar yang menghanguskan bangunan disekitarnya namun bangunan masjid tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan apapun.




Foto Masjid Keramat Sekarang

Sky Aviation Terbang ke Kerinci Mulai Akhir April

Akhir April, perusahaan penerbangan Sky Aviation akan melayani penerbangan ke Kabupaten Kerinci setelah hampir satu tahun penerbangan ke kabupaten paling barat Provinsi Jambi itu terhenti.

Kepala Dinas Perhubungan kabupaten Kerinci Bambang Karyadi di Jambi, Rabu (6/4), mengatakan, dijadwalkan pada 25 April 2011 penerbangan dari Jambi ke Kerinci akan dibuka yang akan dilayani maskapai Sky Aviation.

"Tahap awal penerbangan dijadwalkan tiga kali seminggu, yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Selanjutnya kami melihat perkembangan dari jumlah penumpang," katanya.

Penerbangan yang akan melayani ke kabupaten paling barat Provinsi Jambi itu akan dilayani pesawat jenis Foker-50 atau berkapasitas 50 penumpang. Kehadiran penerbangan tersebut diharapkan dapat memperlancar dan menjadi sarana arus transportasi pilihan dari dan menuju Jambi selain transportasi darat.

Kerja sama yang dijalin dengan perusahaan penerbangan tersebut adalah bisnis murni atau tidak ada subsidi dari pemerintah setempat. Calon penumpang yang diharapkan selain pengusaha dan pejabat pemerintah setempat adalah wisatawan baik dalam dan luar negeri.

Mediaindonesia.com

Kamis, 07 April 2011

Perjuangan Berat Menggapai Sekepal `Tanah Surga` Kerinci

"Sekepal tanah surga yang tercampakkan ke bumi," begitu penyair legendaris asal Kerinci seangkatan legenda puisi Chairil Anwar, yakni Ghazali Burhan Riodja (alm) menyebut Kerinci.

Pesona tanah kelahiran Ghazali yakni "Sakti Alam Kerinci" (Kabupaten Kerinci) muncul dalam salah satu sajaknya yang terangkum dalam Antologi Batu Berlinang yang diterbitkan Dewan Kesenian Jambi 1999.

Julukan puitis itu memberi gambaran kepada publik pembaca karyanya tentang keelokan alam Kerinci yang tiada tara. Alamnya yang dilingkungi bukit perladangan kayu manis petani dan hamparan persawahan seperti permadani di dataran rendah, di penghujungnya Danau Kerinci yang jernih seperti kaca bengala, serta sungai-sungai berbatu berair deras yang berliku-liku menyusuri perkampungan demi perkampungan.

Tidaklah berlebihan, Ghazali menyanjung Kerinci sampai sedemikian. Alam Kerinci memang elok, sejuk, indah dan penuh kharisma dan daya tarik luar biasa yang bisa membius mata siapa saja yang sempat menyinggahinya.

Sekali sempat mengunjunginya, pasti terus berhasrat untuk kembali. Tak terkecuali apa yang dirasakan tujuh orang wartawan peserta press tour yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi 26-28 Oktober 2010.

Namun, beratnya perjuangan rombongan yang difasilitasi Asosiasi Indonesian Travel Agent (ASITA) untuk bisa mencapai daerah primadona kepariwisataan bagi Provinsi Jambi tersebut, akhirnya mengalahkan hasrat untuk kembali lagi ke negeri paling barat Provinsi Jambi tersebut.

"Kita selalu jujur, setiap wisatawan yang minta kita fasilitasi, mengakui akses jalan menuju Kerinci luar biasa buruknya, sehingga perjalanan untuk mencapainya harus memakan waktu sangat lama, sedikitnya 11-12 jam," kata Roy Mardianto, Sekretaris Asita Jambi.

Apa yang disampaikan Roy memang pengakuan yang amat jujur. Tim press tour Disbudpar Jambi kemudian membuktikannya sendiri. Ruas jalan satu-satunya menuju Kerinci yakni jalur Bangko-Kerinci hingga saat ini masih dalam kondisi yang amat parah. Perbaikan dan pelebaran yang menggantung ditinggalkan kontraktor makin memperparah perjalanan.

Jalanan berkerikil bercampur tanah merah membuat perjalanan tidak saja berat tapi juga berbahaya dan rentan mengundang celaka. Apalagi ruas jalan tersebut juga dilalui oleh kendaraan-kendaraan bus berbadan besar yang setiap hari pulang pergi membawa penumpang dari atau ke Kerinci.

"Buruknya infrastruktur jalan menjadi penyebab utama sulitnya mengangkat potensi wisata Kabupaten Kerinci hingga saat ini. Apalagi di musim penghujan seperti saat ini, bahaya longsor selalu mengancam sehingga membuat ciut nyali setiap wisatawan yang melintasi di ruas jalan ini," tutur Roy.

Perjalanan dua mobil roda empat milik sebuah travel di Jambi harus pontang-panting layaknya jip "offroad" guna menaklukkan kondisi fisik jalan yang amburadul tersebut. Untungnya kedua sopir yang ditugasi pihak agen sudah sangat berpengalaman, sehingga semua bentuk ancaman bahaya bisa dihindari dengan baik.

Tujuh orang wartawan yang menjadi penumpang berulangkali harus minta istirahat dan bahkan ada yang minta perjalanan dihentikan saja. Namun, dengan penuh kesambaran Roy berusaha meyakinkan bahwa di penghujung perjalanan nantinya keindahan alam Kerinci yang elok bak surga sudah menunggu.

Dengan perasaan was-was perjalanan itupun tetap dilanjutkan. Meskipun panik karena puas "diaduk-aduk" mobil yang lintang pukang menghindari jurang, tebing dan bebatuan gunung seukuran gajah yang banyak longsor serta pepohonan yang tumbang dan menutupi sebagian badan jalan, beruntung tak satupun dari rombongan kuli tinta tersebut yang mengalami mabuk kendaraan.

"Hanya satu harapan kita, ingin bertemu dan melihat langsung alam Kerinci yang katanya eksotis itu, dan hanya satu cara kita menguatkan hati, yakni dengan mencoba menikmati pemandangan pegunungan dan pebukitan yang dibalut rimba Taman Nasional Kerinci Seblat yang elok menakjubkan terhampar di kedua sisi jalan sepanjang perjalanan, keletihan dan kesusahan yang kita alami pun bisa sedikit tertasi," ungkap Rizal, reporter KBR 68.

Sepanjang perjalanan rombongan banyak mendapati tumpukan batu, pasir dan kerikil, serta kelompok-kelompok para pekerja yang berdiam di barak-barak sederhana.

Tumpukan batu dan kerikil itu adalah material pembangunan jalan, dan kelompok orang-orang itu para pekerja yang menunggu instruksi kapan pekerjaan akan dilanjutkan lagi setelah sekian lama tertunda sejak Pilakada Gubernur Jambi dua bulan lalu.

Proyek perbaikan dan pelebaran jalan berstatus jalan provinsi tersebut memang telah cukup lama terhenti, dan hingga kini belum diketahui apa penyebabnya dan kapan akan dilanjutkan lagi.

Hasan Basri Agus sebagai gubernur Jambi baru yang terpilih pada Pilkada Juni 2010 tampaknya belum bisa berbuat banyak untuk memperbaiki kerusakan jalan yang menjadi satu-satunya akses menuju Kerinci tersebut.

Saat membuka Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) Rabu (27/10), Hasan Basri Agus berharap pemerintah pusat bisa menggelontorkan dana melalui APBN untuk memperbaiki jalan negara menuju Kabupaten Kerinci.

Kerusakan jalan telah menghambat para wisatawan lokal dan mancanagera untuk berkunjung ke Kerinci yang kaya dengan objek wisata dengan alamnya yang berhawa sejuk.

"Kita harapkan pemerintah pusat bisa menganggarkan dana melalui APBN, agar jalan menju ke Kerinci dan Kota Sungaipenuh bisa segera diperbaiki, sehingga akan memudahkan wisatawan yang ingin melihat panorama alam Kerinci," katanya.

Kabupaten Kerinci berjarak sekitar 410 Km dari Kota Jambi, saat ini tengah menyelenggarakan kegiatan pariwisata "Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci" (FMPDK), sebagai bagian dari upaya menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kerinci dan Provinsi Jambi umumnya.

Namun kondisi jalan yang buruk, terhentinya angkutan udara menuju daerah itu menjadikan Festival Danau Kerinci yang menampilkan sejumlah atraksi kesenian dan budaya serta berbagai produk kerajinan dan makanan, sebagai sebuah pekerjaan yang sia-sia, kata sejumlah warga Kota Jambi.

"Saya sangat ingin menyaksikan Festival Danau sekaligus melancong ke Kerinci, tapi buruknya akses jalan, saya khawatir badan malah menjadi sakit," kata Ny Gustiana, warga Kotabaru, Kota Jambi.

Perbaikan infratrutur, terutama jalan tampaknya harus menjadi prioritas agar harapan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus akan ada investor yang berinvestasi di Kerinci untuk mengelola pariwisata Kerinci akan dapat direalisasikan.

Dengan demikian negeri berjuluk "Tanah surga yang tercampakkan ke bumi" itu benar-benar bisa terangkat potensi kepariwisataannya.

Kerinci Rancang Desa Wisata

Kabupaten Kerinci akan merancang desa agro wisata, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik dalam dan luar negeri. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci, Arlis Harun di Jambi, Jumat (18/3) mengatakan, selain kaya objek wisata alam, kabupaten Kerinci juga kaya dengan berbagai komoditas pertanian.

"Sejumlah kecamatan dan desa menghasilkan komoditas pertanian dan perkebunan yang bisa dijadikan kawasan agro wisata," katanya.

Ia mencontohkan, desa Pulau Tengah dengan hasil jeruknya, juga dikenal dengan jeruk pulau tengah, kecamatan Keliling Danau dengan produksi manggis, desa Lubuk Nagodang dengan dodol kentang dan desa Siulak Deras dengan minuman kulit manis.

Desa dan kecataman yang memprodukSI komoditas pertanian dan perkebunan olahan, itu bisa dijadikan sasaran kunjungan wisatawan saat datang ke Kerinci.

Di sela-sela mengunjungi berbagai objek wisata alam, wisatawan bisa singgah di daerah agro wisata tersebut. Lokasi desa atau kecamatan wisata agro itu juga terletak berdekatan atau melintasi objek wisata alam yang dituju, seperti jeruk pulau tengah dan manggis berada di sisi Danau Kerinci.

Selanjutnya untuk menikmati dodol kentang dan minuman dari kulit manis, wisatawan bisa melintasi usau berkunjung di objek wisata Air panas Semurup menuju objek wisata perkebunan teh Kayu Aro dan air terjun Telun Berasap.

Letak desa dan kecamatan agro wisata itu sangat strategis berada di sisi danau dan di jalan antara objek wisata satu dengan yang lainnya yang bisa dilewati sekali jalan.

Bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, pembentukan dan pengembangan daerah agro wisata itu terus dilakukan, termasuk sentra kerajinan masyarakat, kata Arlis Harun.

Kerinci surga wisata dunia

Pesona Danau Gunung Tujuh yang terletak pada ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Kerinci, Jambi. Danau Gunung Tujuh merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara.

KERINCI, di perbatasan Jambi dan Sumatera Barat, bisa dibilang surga dunia wisata. Kawasan ini tak saja memiliki banyak pesona alam dan budaya, tetapi semuanya hadir bersama: gunung, danau, air terjun, kebun teh, hutan taman nasional, peninggalan bersejarah, dan seni tradisional.

Mari kita daki Bukit Kayangan, satu kawasan puncak di Sungai Penuh, pusat kota kabupaten yang telah dimekarkan dan berjarak 10 kilometer dari pusat kota.

Memandang ke arah barat, pepohonan rimbun memenuhi gugusan Bukit Barisan. Berpaling ke timur, Kota Sungai Penuh terhampar di sebuah lembah bepermukiman padat. Tampak pula Danau Kerinci dengan airnya yang kebiruan.

Di puncak bukit itu kita bisa merasakan udara dingin yang segar. Kabut dengan cepat menyelimuti seluruh pemandangan. Bak berada dalam dunia mimpi. ”Bukit ini jadi favorit wisatawan yang ingin menikmati seluruh kawasan Kerinci dari kejauhan,” papar Sofa, warga Sungai Penuh, awal Mei lalu.

Turun dari Bukit Kayangan, kita bisa menuju Kayu Aro, sentra pertanian hortikultura dan perkebunan teh di kaki Gunung Kerinci. Hamparan kebun teh tua membentuk petak-petak seperti motif beludru. Tak hanya menawan, kebun ini juga punya banyak keunikan.

Didirikan Belanda tahun 1928, Kebun Teh Kajoe Aro menjadi satu hamparan teh terluas di dunia, 2.624 hektar, yang mencakup 29 desa. ”Teh Kajoe Aro menjadi langganan para bangsawan di Eropa,” kata Saiful Kholik Tanjung, Asisten Kepala Perkebunan Teh PTPN VI di Kayu Aro.

Di atas beludru hijau itu, Gunung Kerinci terlihat gagah. Menjulang setinggi 3.805 meter di atas permukaan laut. Ini adalah gunung vulkanik tertinggi di Sumatera. Tak jauh dari kawasan ini terdapat Danau Gunung Tujuh pada ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut, sebagai danau vulkanik tertinggi di Asia Tenggara. Indahnya....

Kerinci terasa semakin sempurna ketika kita mengetahui bahwa daerah itu juga kaya akan seni dan budaya tradisional, terutama tari dan lagu, yang rutin digelar pada Festival Danau Kerinci di pelataran danau. Selain itu, ada pula sejumlah batu besar peninggalan zaman megalitik pada awal Masehi, Danau Kaca, Rawa Bento, Air Terjun Telung Berasap, dan Air Panas Sumurup.

Daftar wisata alam di Kerinci sekitar 20 obyek. Semuanya punya pesona kuat karena umumnya masih perawan alias terpelihara dengan baik.

Saking indah dan lengkapnya pesona alam di kawasan ini, muncul sebutan yang agak bombastis: Kerinci bagaikan sekepal tanah surga di dunia.

”Pokoknya, jangan mati sebelum ke Kerinci,” demikian pesan Bustomi (45), warga Gunung Tujuh, Kerinci.

Akses sulit

Sayangnya, berbagai potensi alam itu tak didukung infrastruktur memadai. Sarana pendukung seperti jalan raya, angkutan umum, dan penginapan kurang menunjang. Ini problem klasik yang menimpa banyak pengembangan wisata di Tanah Air. Soal akses jalan raya bisa menjadi masalah serius.

Kerinci saat ini bisa diakses dari tiga lokasi, yaitu dari Tapan dan Solok Selatan, Sumatera Barat, serta Bangko, Jambi. Di antara ketiga akses itu, hanya jalan dari Solok Selatan menuju Sungai Penuh yang kondisinya baik, walaupun berkelok-kelok. Sementara, dari Tapan dan Bangko, jalannya hancur-hancuran.

Jalan dari Kota Bangko menuju Kerinci sepanjang 60-an kilometer sudah lama rusak. Begitu pula ruas dari Tapan menuju Sungai Penuh. Lubang besar, aspal terkelupas dan retak-retak sangat mengganggu perjalanan.

Beberapa titik di jalanan yang berkelok-kelok di atas bukit itu juga longsor. Saat hujan deras, longsoran kerap menyelimuti badan jalan. Kendaraan sulit melintas, bahkan jika melintas bisa tertimbun reruntuhan tanah merah.

”Jalan di sini deg-degan terus. Takut tergelincir masuk jurang atau terkena runtuhan longsoran,” ujar Faisal, pengunjung dari Jakarta.

Sebenarnya ada juga transportasi udara, dari Bandar Udara Depati Parbo di Sungai Penuh. Setelah hampir tiga tahun ditutup, bandara itu belakangan ini beroperasi kembali.

Perjalanan udara dari Kota Jambi ke Kerinci dapat ditempuh satu jam saja. Namun, frekuensi penerbangannya rendah. Sebulan terakhir ini satu-satunya maskapai penerbangan dari Jambi menuju Kerinci, Riau Airlines, bahkan tidak lagi beroperasi, dari semula dua kali seminggu.

Transportasi umum lainnya juga minim. Untuk menempuh perjalanan darat selama 10-12 jam dari Jambi ke Kerinci hanya tersedia sejumlah minibus dan bus ekonomi. Tingkat kenyamanannya jauh dari memadai.

Hotel yang berfasilitas baik masih terbatas. Tapi, di Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, ada sejumlah rumah warga yang dijadikan home stay. Tamu bisa menginap di sana sambil larut dalam kehidupan warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani sayur.

Lemahnya infrastruktur membuat pesona alam Kerinci menjadi terabaikan, bahkan seperti terisolasi. Akibatnya, Kerinci belum menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan domestik, apalagi mancanegara.

Minggu, 03 April 2011

Bikin Jatuh Hati Ratu Belanda dan Inggris

TRIBUNJAMBI.COM-Berada di kawasan dataran tinggi Pulau Sumatera, perkebunan Teh Kayu Aro mampu menghasilkan teh dengan kualitas terbaik di dunia. Orang Eropa dan negara-negara kaya di dunia sangat menyukai teh ini.

Teh Kayu Aro. Tidak banyak masyarakat Indonesia yang bisa menikmati teh kualitas terbaik di dunia tersebut. Sebab, produksi grade 1 dari perkebunan Teh Kayu Aro, hanya dipasarkan di negara-negara Eropa, dan di beberapa negara kaya lainnya.

Sementara di Indonesia sendiri, yang dipasarkan hanyalah produk campuran antara grade 1, 2 dan 3. Itupun dikemas dalam merek lain yang sudah dicampur dengan berbagai adonan, mulai dari aroma melati sampai aroma buah-buahan.

Ada beberapa merek teh di Indonesia yang menggunakan Teh Kayu Aro sebagai penyedap dan campuran teh mereka. "Biasanya Teh Kayu Aro dijadikan bumbu teh lain, karena aromanya yang khas," ujar Manager Perkebunan Teh Kayu Aro, Zainal Prayitno, kepada Tribun, Sabtu (26/3).n.

Menurutnya, sejak dibuka pada tahun 1925 oleh perusahaan Belanda yaitu NVHVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam), mulai dilakukan penanaman pertama pada tahun 1929 dan mendirikan pabrik teh pada tahun 1932.

Perkebunan ini merupakan hamparan perkebunan teh terluas di dunia yang memiliki luas lahan 2.624,69 hektare, dengan lahan perkebunan terendah berada di ketinggian 1.400 Mdpl, dan lahan tertinggi berada di ketinggian 1.700 Mdpl, sehingga Teh Kayu Aro menjadi minuman kegemaran keluarga kerajaan-kerajaan yang ada di Eropa.

Di Negeri Kincir Angin, Belanda, misalnya, dimulai dari generasi Ratu Wilhelmina, yang berkuasa pada saat Belanda menjajah Indonesia, sampai ke keturunannya seperti Ratu Yulyana, dan Ratu Betris yang berkuasa saat ini. Mereka sangat menggemari teh yang dihasilkan dari perkebunan Kayu Aro ini. Mereka tidak mau minum teh jika bukan Teh Kayu Aro.

Selain itu, Teh Kayu Aro juga menjadi minuman kegemaran keluarga kerajaan Inggris, dan beberapa negara maju lainnya, seperti Jerman, negara-negara pecahan Uni Soviet, dan sebagian negara Arab.

Dalam satu hari, rata-rata perkebunan Teh Kayu Aro di Kerinci mampu menghasilkan 80 ton daun basah. "Pengolahan Teh Kayu Aro, sejak zaman Belanda tidak pernah berubah, meskipun sudah berumur ratusan tahun, namun mesin pengolah peninggalan Belanda masih dipertahankan. Pengolahan ini secara tradisional dan tanpa pewarna dan bahan pengawet," katanya.

Selain itu, perkebunan teh ini juga menyediakan lapangan kerja bagi warga, yakni dengan mempekerjakan 1.764 orang karyawan. "Aktivitas pengolahan teh berlangsung selama 22 jam, dengan proses paling lama adalah proses pelayuan, yakni membutuhkan waktu hingga 18 jam," tandasnya. (edi januar)

Sumber: http://jambi.tribunnews.com/

Beras Unggul Kerinci Rambah Pasar Luar Sumatra

Dua beras unggulan yang sudah dipatenkan Pemerintah Kabupaten Kerinci, Jambi, yakni Beras 'Payo' dan beras 'Gadis Kincai' pemasarannya kini sudah merambah luar Sumatra.

Kabag Humas Kabupaten Kerinci, Julizarman di Jambi, Minggu (27/3), mengatakan, mengatakan dua jenis beras unggulan itu, khususnya beras Payo sudah lama dikenal masyarakat luar Kabupaten Kerinci, hingga ke Pulau Jawa.

"Nama beras Payo sudah lama dikenal, namun belum dipatenkan dan disebutkan daerah asalnya, dan kini melalui Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Jambi beras tersebut sudah dipatenkan," katanya.

Ia menyebutkan, khusus beras Payo merupakan varietas unggul dengan masa tanam atau panen satu kali setahun, masyarakat Kerinci menyebutnya padi tinggi.

Beras payo memiliki ciri panjang, putih dan wangi, dan beras itu sudah cukup dikenal dan disenangi kalangan masyarakat di luar kabupaten Kerinci.

Beras unggulan dan racikan yang dipatenkan yakni beras Gadis Kincai, juga dari varietas unggulan yang pemasarannya juga sudah merambah kota dan kabupaten tetangga.

Dua jenis beras yang dipatenkan itu juga menyamai kota dan kabupaten lain di Provinsi Jambi yang juga melakukan hal sama untuk mengenalkan produk unggulan dari daerahnya masing-masing.

Kabupaten Kerinci wialayah paling barat Provinsi Jambi merupakan daerah subur berada di kelilingi Bukit Barisan dan kawasan taman nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Sebagai salah satu daerah lumbung padi di Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci tidak mengenal musim tanam dan musim panen, karena secara silih berganti tiap daerah selalu menanam dan memanen secara bersamaan.

"Sistim pengairan yang baik membuat petani di Kabupaten Kerinci tidak mengenal musim atau cuaca, mereka bisa menanam dan memanen kapan saja," kata Julizarman.

Kerinci Ikuti Festival Gendang Asia Tenggara

JAMBI--MICOM: Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Kerinci akan menampilkan kesenian tradisi Kerinci khas dalam bentuk midle di arena Festival Gendang Asia Tenggara di Malaka, Malaysia, awal April 2011.

"Kami akan menampilkan hampir semua bentuk seni tradisi khas yang menjadi ikon seni budaya Kerinci selama ini dalam bentuk midle atau kolaborasi, "kata Kadisbudparpora Kerinci Arlis Harun di Kerinci, Minggu (27/3).

Seni yang ditampilkan dalam midle tersebut adalah kesenian Sike (Seni rampak gendang islami khas Kerinci), Rangguk (seni tari dengan musik marakas khas Kerinci), Asyek (tari tradisi magis dan pengobatan).

Juga seni Tale (seni senandung khas Kerinci), Tambur Kerinci (rampak gendang tambur khas Kerinci), Palahhojanin (seni bersyalawat khas Kerinci), dan Kasidah Rabana.

Pertunjukan midle tersebut digarap oleh tiga komposer-koreografer yakni Sabriana, Eva, dan Risanti.

Saat ini secara teknis persiapannya sudah 100 persen. Seluruh anggota tim panggung berjumlah 25 pemain telah siap bertarung di panggung internasional Malaka pada 8 hingga 14 April mendatang.
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...